Elan Jaelani Sidiq

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Siswaku, Sahabatku

Siswaku, Sahabatku

Aku adalah salah satu bagian dari guru model Sekolah Guru Indonesia Dompet dhuafa (SGI-DD) angkatan IV. Aku mendapatkan daerah penempatan di daerah Kabupaten Sambas, tepatnya di SDN 01 Kota Bangun Desa Sebangun Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Sungguh menakjubkan pertama kali menginjakan kaki di bumi khatulistiwa ini diselimuti dengan hijaunya pepohonan dan membentangnya sungai sepanjang desa sampai kota, rata-rata diwilayah Kalimantan Barat termasuk Kabupaten Sambas beriklim panas. Sungguhlah tepat nama pulau ini dengan Kalimantan terbukti dengan banyaknya kali (sungai) dimana-mana baik kali besar ataupun kali kecil, air dari kali ini terus mengalir dan terjadi pasang surut setiap saat. Air sungai inlah menjadi salah satu sumber air bagi masyarakat setempat baik untuk memenuhi kebutahan sehari-hari seperti: mencuci, mandi, dan juga aliran kali ini dijadikan sebagai jalur transportasi dengan kendaraan motor air namanya, selain itu sungai juga menjadi penghubung antara daerah yang satu dengan yang lainnya, sementara untuk kebutuhan minum dan masak masyarakat memanfaatkan air hujan dengan cara menampungnya pada tempat-tempat penampungan air.

Waktu demi waktu terus berjalan, sederet pengalaman demi penglaman terus tergoreskan rasa suka-duka, manis-pahit didaerah penempatan sudah mulai terasakan mulai dari tempat yang asing, lingkungan yang asing, budaya yang berbeda, dan kemajemukan masyarakat. Diatara sekian banyak pengalaman di derah penempatana adalah letak sekolah penempatanku bagaikan sebuah pulau kecil. Mengapa disebut demikian? Sebab, Dusun Kota Bangun, dusun tempat sekolah penempatanku berada diantara 2 (dua) sungai yakni sungai Sambas kecil dan sungai Sambas besar, ketika mau kekota ataupun ke daerah lainnya harus menggunakan jasa penyebrangan motor darat dan motor air, sebab jalannya kecil sehingga tidak bisa dilalui kendaraan beroda empat. Selain itu, penduduk dusun Kota Bangun yang masih sedikit dan rumah penduduk yang masih terpisah-pisah membuat dusun ini nampak sepi dibandingkan dengan dusun-dusun yang lain yang ada disekitarnya.

Dari gambaran geografis di atas ternyata Kota Bangun memilikmi sejarah yang kuat yakni dengan ditandai masih berdiri masjid Mama Sulaiman yang konon menurut keterangan masyarakat kota Bangun merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Sambas. Namun, karena secar geografis tempatnya kurang strategis akhirnya kerajaan Sambas berpindah ke kota Sambas. Di Kota Bagun inilah aku mendapatkan tugas sebagai guru model Sekolah Guru Indonesia selama satu tahun. Pertama kali datang kesekolah ini aku merasa ragu dan heran dalam hatiku berkata :”bisa gak ya aku bertahan satu tahun disini?”. Mengapa aku berkata demikian? Sebab letak sekolah SDN 01 Kota Bangun itu jauh dari rumah-rumah masyarakat sehingga kekanan, kiri, depan, dan belakang itu tidak ada rumah yang ada adalah pohon sagu yang menjadi tanaman andalan masyarakat setempat, kalau dihitung-hitung dari sekolah kerumah masyarakat sekitar 300 meter barulah menemukan rumah masyarakat, walaupun begitu aku tetap bersyukur kedatanganku disambut baik oleh siswaku dan warga setempat sayapun senang dengan masyarakat disini.

Walaupun SDN 01 Kota Bangun ini jauh dari rumah masyarakat, aku tetap bersyukur dan menjalani pengabdianku di sekolah penempatan ini, apalagi siswa-siswaku setia untuk menematiku terutama dimalam hari. Mereka malam mau dan senang untuk bermalam disekolah, dari sisnilah aku memiliki dua fungsi bagi siswaku diwaktu pagi sampai siang aku menjagi guru dikelas dan diwaktu siang sampai malam siswaku menjadi sahabatku, bahkan akupun banyak belajar kepada siswaku mengenai bahasa dan budaya didaerah ini.

Banyak orang berkata guru adalah orang yang paling hebat disekolah. Namun kali ini sebagai guru, aku justru kagum dan menjadikan siswaku sebagai sahabatku, sebutlah namanya Sahrul dan Sudarno siswa kelas VI, Dandi, Reza, Rio, dan Sanjai siswa kelas V. Mereka inilah siswa yang menemaniku tinggal disekolah, dari sinilah aku semakin bersahabat dengan siswaku. Selain kegiatan disekolah kamipun pergi kemasjid bersama, belajar ngaji, belajar ilmu agama, masak bersama bahkan makan bersama-sama. Hal yang menarik dari siswaku ketika bertemu denganku suka memanggil-manggil namaku Pak Elan, pak Elan, pak Elan dengan panggilan berkali-kali, akupun tak lupa menyapanya. Aku berharapa semoga aku menjadi bagian dari sahabat siswa-siswaku ini.

Ada pepatah mengatakan beda orang beda kepala, beda kepala beda pemikiran, beda pemikiran beda juga kemauannya. Memang benar inilah gambaran siswa di sekolah penempatanku, setiap siswa memiliki potensi dan kelebihan masing-masing hal inilah yang menjadi kesanku terhadap siswaku. Sungguh menakjubkan ternyata dalam serba keterbatasan dan kekurangan fasilitas, sarana dan prasarana ternyata siswa didaerah juga memiliki potensi yang besar dan memiliki semangat yang tinggi. Hal ini terbukti dengan datangnya siswa kesekolah selalu datang lebih awal dari waktu masuk yang telah ditetapkan. Sebagai buktinya mereka datang kesekolah sejak pukul 05.50 siswa sudah ramai berdatangan kesekolah padahal masuk sekolah pukul 07.00. ketika saya tanya: Nong (panggilan untuk anak-anak di Sambas) kenapa masih pagi sudah datang ke sekolah kan masuknya jam 07.00 masih lama? Jawabnya: dengan penuh kejujuran: Pak, saya senang disekolah. Sambil menunggu lonceng masuk dibunyikan biasanya para siswa bermain dengan temna-temannya, ada yang sepak bola, bulu tangkis, main kejar-kejaran dengan siswa lainnya ataupun ada yang piket kebersihan di kelasnya. Hal inilah yang menjadi salah satu inspirasi bagiku ternyata siswa-siswa didaerah asal kita bisa membimbing dan mengarahkannya juga bisa menjadi siswa yang hebat. Apa buktinya? Buktinya walaupun fasilitas sekolah masih jauh dibandingkan dengan di kota, letak kesekolah yang lumayan jauh dan kadang ketika air sungai pasang sekolah terendam banjir namun, tekad dan semangatnya sangat tinggi, dan terus bersemangat untuk belajar di sekolah. Ketika ditanya contohnya: Sahrul, kamu bercita-cita jadi apa?: jawabnya menjadi Guru. Adalagi Holis kamu cita-cita jadi apa? Dengan semangat menjawab Jadi tentara Pak!. Ada lagi Anggi kamu kalau sudah besar mau jadi apa? Jadi Polisi agar bisa menangkap para penjahat. Manik waktu menyebutkan cita-citanya mau jadi Dokter. Sungguh mulia dan hebat siswaku bapak do’akan semoga cita-cita kalian tercapai dan semoga kalian jadi orang-orang hebat dan sukses. Amin.

Hal yang bisa aku lakukan disekolahku setelah shalat Shubuh adalah mengajari ngaji beberapa siswaku yang malam disekolah sampai jam 05.30, selanjutnya aku memasak dan menyiapkan air untuk para guru, dan persiapan sekolah, sebelum jam masuk sekolah aku mencoba menanamkan cinta kebersihan pada siswaku dengan selogan : Semutlis (Sepuluh Menit Untuk Lingkungan sekitar), Gaul (Gerakan Aksi Untuk Lingkungan), dan Lisa (Lihat Sampat Ambil) walaupun awalnya sulit menumbuhkan rasa tanggungjawab dalam menjaga kebersihan. Namun, ketika dilakukan berulang-ulang akhirnya mulailah terbiasa siswapun senang melakukannya sebab dampaknya menjadikan sekolah bersih dan nyaman belajar di sekolah.

Ketika jam masuk sekolah sudah masuk maka lonceng sekolahpun berbunyi dan siswapun menuju kelasnya masing-masing, sebelum masuk kelas biasanya berbaris didepan kelas masing-masing dan di siapkan oleh ketua kelanya. Sebelum masuk kelas hal kedua yang aku tanamkan pada siswaku SDN 01 Kota Bangun penanaman kebersihan pada siswa dengan memeriksa kuku disetiap jari tangannya, karena tangan memiliki fungsi yang besar salah satunya untuk menyuapkan makanan jadi agar makanan sehat berarti kukupun harus bersih. bila jari tangan siswa sudah pendek dan bersih maka boleh langsung masuk kelas, namun bila ada siswa yang kukunya panjang dan kotor maka di minta untuk memotongnya setelah pulang sekolah, bila esoknya diperiksa lagi dan belum dipotong maka ditanya Nong bile potong kukunye (Nak, kapan akan dipotong kukunya)? Bila masih belum dipotong juga maka aku membawa gunting kuku ke kelas dan menyuruh siswa dibersihkan dulu kukunya, setelah bersih barulah masuk kelas. Hal ini ditanamkan agar lingkungan sekolah bersih, siswa sehat, belajar nyaman, dan ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik dengan harapan dapat melahirkan siswa-siswa yang berprestasi. Setelah masuk kelas pembelajaran diawali dengan berdo’a. Setelah berdo’a menyapa siswaku.

Selamat pagi! Sapaku

Dengan suara keras siswaku menjawab: semangat pagi!

Bagaimana kabarnya?

Alhamdulillah, Luar biasa, Allahu Akbar! Jawabnya kompak.

Semangat Man Jadda Wa Jada (siapa sungguh-sungguh pasti berhasil)

Dengan antusias siswaku mengikutinya : Man Jadda Wa Jada (siapa sungguh-sungguh pasti berhasil)

Tepuk 10 S, perintahku

Dijawabnya oleh siswaku: 10 S: Salam, sapa, salam, sabar, syukur, sehat, semangat, sukses, sugih, surga, 10 S yes, yes, yes.

Masih banyak lagi kata-kata motivasi dan tepuk-tepukan yang saya berikan pada siswaku. Harapanku dengan diawalinya pembelajaran dengan kata-kata positif dan motivasi bisa menumbuhkan minat dan semangat siswa untuk belajar. Semoga kehadiranku di sekolah ini benar-benar bisa memberikan manfaat dan menjadi sahabat bagi siswa-siswaku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam, sapa, salam, sabar, syukur, sehat, semangat, sukses, sugih, surga, 10 S yes, yes, yes. Kerennn banget.

14 Jul
Balas

terimakasih

17 Jul

aku tetap bersyukur dan menjalani pengabdianku di sekolah penempatan ini...Subhanallah...tetap semangat Pak..

14 Jul
Balas

terimakasih

17 Jul

Sungguh luar biasa peran luar falam. Menginpirasi tema lain dalam melakukan tigas mulia. Mendidik agen pembangunan bangsa. Dalam

14 Jul
Balas

terimakasih

17 Jul

terimakasih

14 Jul
Balas



search

New Post