
Autis Dapat Disembuhkan Asal Ikuti Aturan-aturan Berikut ini (Tantangan Menulis Hari Ke-9)
Tak ada yang lebih mengetahui tumbuh kembang seorang anak selain orang tuanya. Suatu hari pernah seorang teman menanyakan kondisi anaknya yang dirasa mengalami keterlambatan bicara. Dalam usia tiga tahun belum mampu berbicara jelas. Ia menghawatirkan keadaan anaknya dan menduga-duga anaknya termasuk anak autis. Dugaan teman saya itu bisa saja benar dan bisa saja salah. Bila ada kasus seperti ini hendaknya untuk menghilangkan dugaannya atau keraguannya para orang tua sebaiknya segera mengkonsultasikannya kepada profesional, (Pediatris).
Autis atau Autism Spectrum Disorder (ASD) / Gangguan Spektrum Autisme) menurut Christ William dan Barry Wright adalah gangguan perkembangan secara umum tampak pada tiga tahun pertama kehidupan anak. ASD berpengaruh pada kehidupan komunikasi, interaksi sosial, imajinasi, dan sikap. Hal ini dapat terjadi pada siapapun tanpa melihat latar belakang seseorang.
Autis berasal dari Bahasa Yunani autos mengandung arti sendiri atau seolah-olah hidup di dunianya sendiri. Pertamakali autis diperkenalkan oleh Leo Kanner, pada tahun 1943. Autis ini merupakan gangguan perkembangan neurobiologis berat pada anak sehingga menimbulkan masalah komunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ketika bayi lahir, orang tua belum dapat mendeteksi anaknya menderita gangguan ASD atau tidak. Bayi ASD sama lucunya seperti bayi-bayi lainnya. Tak ada gejala yang jelas dipelihatkan karena beberapa bayi bisa sangat pasif dan yang lainnya nampak tak bisa diam. Semua bayi mempunyai kepribadian dan karakteristiknya sendiri. Betapa kagetnya orang tua ketika tiba-tiba diberitahu dokter bahwa anaknya menderita gangguan ASD. Reaksi ini wajar karena mereka melihat anaknya tampak norma-normal saja.
Untuk mengetahui sedini mungkin tentang gejala autism ini, menurut Chris William dan Barry Wright dalam bukunya How to live with Autism and Asperger syndrome ada beberapa hal yang harus diamati pada bayi ketika diusia 18 bulan , diantaranya adalah :
· Tidak melakukan kontak mata yang baik dengan anda.
· Tidak merespon namanya jika dipanggil.
· Menunjukkan sedikit kepada orang lain.
· Tampak berada “di dunianya sendiri”.
· Mengalami keterlambatan perkembangan bahasanya. Anak-anak biasanya dapat menggunakan kata-kata yang biasa digunakan sebelumnya dan tak belajar kata baru.
· Tidak menggunakan sikap tubuh seperti menunjuk untuk mengindikasikan dia menginginkan sesuatu.
· Memegang tangan orang dewasa dan menaruhnya pada sesuatu yang ingin dia buka, lebih dari mengunakan sikap tubuh, menunjuk dan menggunakan kontak mata dan Bahasa.
· Tampak tidak memahami sikap tubuh anda seperti menunjuk.
· Tidak bermain permainan berpura-pura (contohnya, bermain pura-pura minum teh).
· Tampak lebih tertarik pada bagian-bagian dari mainan, daripada bermain dengannya, contohnya secara terus menerus memutar roda mobil-mobilan, daripada menjalankannya di lantai.
· Menghabiskan banyak waktu membiasakan benda-benda, dan lebih kesal daripada yang anda perkirakan jika ada yang memindahkannya.
· Membuat gerakan tak umum seperti jalan berjingkat diatas jari kaki setip saat atau menggerakkan kesamping tangannya secara berlebihan.
· Memaksa membawa dua benda, satu disetiap tangan, seringkali dengan bentuk dan warna sama.
Menurut dr. Kresno Mulyadi, Sp.J penderita autis dapat disembuhkan melalui beberapa terapi. Tentu saja terapinya dilaksankan secara intensif dan terpadu dan diet khusus. Terapi yang dilakukannya melalui terapi Aplied Behavior Analysis (ABA) dan terapi biomedik, yaitu dengan cara diet tidak mengkonsumsi terigu, coklat, dan susu. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki fungsi abnormal pada otaknya sehingga syaraf pusat bekerja lebih baik sehingga gejala-gejala autis dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Selain kedua terapi itu, agar penyandang autis lekas sembuh diperlukan terapi lainnya seperti terapi medikamentosa, okupasi dan fisik, wicara, bermain , dan terapi khusus.
Autis tidak hanya terjadi pada anak-anak saja namun bisa juga terjadi pada remaja. Sebetulnya hal ini tidak terjadi secara ujug-ujug. Gejalanya kemungkinan sudah ada sejak kanak-kanak namun diabaikan. Sehingga ketika menginjak remaja orang tua menduga anaknya itu merupakan anak yang memiliki sifat pemalu. Dengan demikian untuk para orang tua yang memiliki anak remaja usia 12-17 tahun perlu mengamati perilaku yang ditampakkan anak remajanya. Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :
· Sulit membuat kontak mata.
· Membuat ekspresi datar atau tdak biasa.
· Sulit memiliki atau mempertahankan teman.
· Menunjukkan pemahaman buruk atas kebutuhan orang lain dalam pembicaraan.
· Mengalami kesulitan memperkirakan apa yang orang lain pikirkan atau rasakan.
· Menunukkan sikap yang tidak dapat diterima secara sosial
· Menunjukkan kebutuhan obsesi ata rutinitas.
· Menunjukkan tendensi untuk sangat jujur
· Meunjukkan sikap kompulsif.
Orang tua anak autis dan anak autis menjalani perjuangan hidup dengan berat. Mereka tumbuh berbeda dengan anak sebayanya. Mereka kesulitan beradaptasi dengan lingkungannya, terkadang juga mereka mendapat perlakuan yang tak menyenangkan.
Anak autis pun dapat berprestasi, contohnya ilmuwan dunia, siapapun pasti mengenal seorang yang bernama Thomas Alfa Edison sang penemu bola lampu. Contoh anak autis yang sembuh adalah salah seorang mahasiswa UIN Jakarta bernama Muhammad Valdi, adalah contoh seseorang yang gigih dan menjalankan terapi intensif dan terpadu. Ia merupakan atlet renang, tak heran dengan prestasinya ini ia kerap diundang dalam berbagai acara, bayangkan ia dulunya autis, sekarang ia menjadi pembicara. Selain itu, remaja yang bernama Rendy seorang pelajar di salah satu SMA Negeri Jakarta Timur juga sembuh dengan terapi ABA. Walaupun ketika di sekolah sering diolok-olok teman-temannya namun berkat motivasi diri sendiri, dan dukungan dari orang tua dan para guru. Ejekan-ejekan dari teman-temannya ia balas dengan prestasi. Tak heran ia sering menjadi juara kelas, dan pandai memainkan berbagai alat musik.
Anak adalah anugrah yang patut disyukuri. Ia merupakan titipan Allah yang dipercayakan kepada masing-masing para orang tua. Orang tua yang dititpi anak autis adalah orang hebat dan orang yang diberi kemampuan merawat dan mendidiknya. Allah akan membalas orang-orang yang bersyukur.
Wallahu 'alam bishowaab
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masyallah tabaarakallah.ijin share ya Bu.
Silakan bu Alimah
Ok good bu dosen ...