ADIK SEBENARNYA KAKAK (Bagian ketujuh)
Tantangan Hari ke-15
#Tantangan gurusiana
Refleks semua mata memandang ke arah adik.
"Lho, memang kenapa Dik, bukannya dulu Adik pengen punya dede bayi"? Tanya Ayah penuh selidik.
"Itu kan dulu, lain dulu lain sekarang". Kata adik sambil berlalu dari ruangan.
Semua termenung mendengar perkataan anak itu.
"Bu, coba nanti ditanya kenapa adik jadi seperti itu". Kata Andi suami Rahma.
"Ya,yah nanti kalau lagi berdua".
Demi menjaga perasaan anak bontotnya, yang kini statusnya bukan anak bungsu lagi, Rahma selalu memberikan perhatian yang lebih terhadapnya. Ketika bayinya tidak membutuhkan dirinya, pasti Rahma akan siaga disamping adik.
Dia ingin anak laki-laki kecilnya kembali lagi ceria seperti dulu.
Praktis semenjak kelahiran bayi mungil di tengah keluarga mereka, adik menjadi pendiam dan selalu murung. Tidak tampak lagi keceriaan dan celoteh lucu dari anak itu.
"Adik mau makan sama apa"?
"Sama telur aja Bu, pakai bawang daun, bawang merah, tomat, cengek, gorengnya yang besar terus kering ya Bu."
Rahma hanya tersenyum mendengar permintaan adik, memang telur dadar akan menjadi pilihan adik ketika dirinya ditanya seperti itu.
"Bu, telurnya enak banget, habis Adik sudah lama ga makan telur dadar bikinan Ibu". Kata adik dengan mulut yang masih penuh makanan. Terlihat dia sangat menikmati makanan itu.
Rahma hanya memperhatikan anaknya sambil sesekali dia tersenyum melihat tingkah anak itu, sudah lama Rahma tidak melihat kegembiraan bersinar di wajahnya. Rasanya ada perasaan rindu melihat ekspresi itu.
"Bu, Adik ke mesjid solat dhuhur berjamaah dulu ya," katanya sambil bawa sarung dan mengucapkan salam.
"Assalamualaikum, Ibu..."
"Waalaikum salam Adik, eh Kakak ya sekarang mah". Kata Rahma sambil tersenyum.
"Pokoknya Adik ga mau dipanggil Kakak titik".
Katanya berlalu sambil cemberut.
Haduh salah lagi nih, gumam Rahma menyesali perkataannya tadi.
Seperti kebiasaannya, kalau lagi ngambek pasti adik langsung masuk kamar.
Rahma segera mengikuti langkah adik.
Dengan perlahan dia mendekati anaknya.
"Adik marah sama Ibu"?
Terlihat anak itu menggelengkan kepalanya.
"Terus kenapa Adik sekarang selalu murung, Adik ga mau punya dede bayi? padahal dulu kan Adik pengen banget, sampai nangis-nangis, Adik inget kan"? Kata Rahma sambil membelai rambut anak laki-lakinya.
"Ibu, ayah, nini sediiiih banget lihat Adik kaya gini. Kangen pengen lihat Adik yang dulu."
Terlihat anak itu dingin tidak merespon perkataan Rahma.
"Ibu sayaaaaaang banget sama Adik." Kata Rahma sambil mengecup kening anaknya.
"Adik ga mau punya dede bayi Bu, kata Oji, Azik sama Dwi kalau punya adik lagi, nantinya ibu sama ayah ga bakalan sayang lagi sama kita, semuanya hanya sayang dan perhatian ke dede bayi aja." Kata Adik panjang lebar.
"Oh, itu yang bikin Adik seperti ini?"
"Coba sekarang Adik inget-inget. Semenjak dede bayi lahir, apa Ayah, Ibu, Nini jadi cuek ke Adik"?
"Apa Ibu jadi ga memperhatikan Adik, kalau Adik minta sesuatu ga dituruti"?
Terlihat anak itu sedikit termenung, seperti sedang memutar video tentang kehidupannya beberapa hari ini.
Setelah sekian lama, barulah terdengar suaranya.
"Engga, tapi Adik takuttt".
"Adik takut kenapa, sama siapa? "
"Takut Ibu ga sayang lagi sama Adik."
"Ga mungkin Ibu ga sayang sama anak Ibu yang ganteng ini...." Kata Rahma kembali mengeluarkan jurus rayuan mautnya untuk membuat hati anaknya luluh.
"Sudah sholeh, pinter, ngajinya bagus, ganteng lagi".
"Nah, jadi sekarang Adik mau kan jadi seorang Kakak, dipanggil Kakak, keren itu".
"Tandanya Adik sekarang sudah besar, sudah jadi Kakak".
"Nanti Kakak dipanggilnya Kakak Faiq, Adik nanti dipanggilnya Kakak Faza.
Adik hanya terdiam, namun Rahma melihat dengan jelas sudah tidak ada lagi awan mendung bergelayut di wajahnya.
"Adik cantik lagi apa"? Sini sama Kakak Faza.
*T A M A T*
Banjar, 29 Januari 2020
Jam 12.48
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin. Semoga sehat walafiat
Akhirnyaaa... Adik udah resmi menerima gelarnya sebagai Kakak. Ceritanya cantik, menarik, bikin gemes sama adik yang jadi kakak
Mdh2n menjadi kenyataan. Aamiin
Makasih bu Teti....