Tantangan Hari Ke-47

#Tantangan Gurusiana

Alhamdulillah, tidak sia-sia melihat status orang lain.

Dapat wawasan dan ilmu baru yang luar biasa.

Selama ini sudah menjadi kebiasaan dan lumrah dalam kehidupan ternyata salah kaprah.

Pernahkah Bapak dan Ibu pada saat imsak masih makan dan minum??? Kalau ya, berarti puasanya batal.

Kenapa???

Hal ini berdasarkan status Teman yang memutarkan video dari seorang dai kondang Ustadz Adi Hidayat yang membahas tentang salah kaprah istilah Imsak.

Ketika Beliau mengatakan ketika waktu imsak telah tiba kemudian kita masih dalam keadaan makan dan minum maka puasa kita batal.

Jlep....langsung terbayang berapa hari harus bayar qada puasa neh???

Rasa penasaran memaksa diri ini untuk meneruskan dan mendengarkan ceramahnya dengan seksama dan tak mau ada yang terlewatkan.

Beliau mengatakan bahwa shiam artinya sama dengan shaum sama juga dengan imsak yang artinya puasa alias menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.

Sehingga dari sini jelas waktu imsak kita harus sudah tidak lagi makan dan minum.

Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, khusus untuk Bulan Suci Ramadhan adzan dilakukan 2x, yaitu adzan pertama oleh Bilal.

Setelah itu Abdullah Bin Mas'ud akan membacakan 50 ayat Al-Qur'an.

Pada saat itu umat muslim sudah tahu bahwa sebentar lagi akan terbit fajar, sehingga makan dan minum harus dipercepat.

Ini merupakan peringatan/pengingat yang dalam Bahasa Arab adalah Tanbiihun/Tanbiih.

Setelah adzan pertama dan pembacaan 50 ayat Al Qur'an maka dilakukan adzan yang kedua oleh Abdullah Bin Abi Umi Maktum.

Nah waktu adzan yang kedua inilah umat muslim sudah harus berhenti makan dan minum dan mulai berpuasa atau istilah lainnya adalah Imsak.

Jadi Imsak yang kita kenal selama ini salah penempatannya. Karena jadwal imsak harusnya sama dengan jadwal waktu shubuh.

Sementara istilah imsak yang kita kenal selama ini disebut Tanbiihun/Tanbiih.

Jadi jangan salah penggunaan istilah imsak lagi ya.....

Banjar, 26 April 2020