Tantangan Hari Ke-70

#Tantangan Gurusiana

Baru kali ini di hari ke-26 keluar rumah sore hari, itupun untuk keperluan dinas. Di jalan depan rumah sepi, maklumlah bukan jalan utama walaupun ke jalan memang cukup dekat. Begitu nyampai ujung gang, mata ini terbelalak mulutpun kalau ga ditahan mungkin ternganga. Maksud hati mau nyebrang, tapi ternyata susahnya minta ampun, maklumlah begitu banyak kendaraan yang lalu lalang, dan kebanyakan kendaraan roda dua. Baru tahu ternyata jalanan serame ini, padahal jalan ini bukan merupakan jalan utama, ternyata oh ternyata jalanan cukup padat. Dan yang sangat menyilaukan mata mereka yang berada di jalanan bukan hanya orang dewasa dan para pemuda, banyak orang tua yang dengan santainya membawa anak kecil.

Terlihat seorang bapak membawa anak balita di depan motornya, sementara duduk di belakang dengan santai Isterinya,,,,,Dan menggendong anaknya..ya mungkin usianya masih sangat muda. Bahkan mungkin batita, karena memang masih digendongan ibunya..

Hati ini sangatlah miris, karena sekolah-sekolah diliburkan, banyak pekerja yang work from home (wfh) bahkan banyak dari masyarakat harus merelakan dirinya diputus hubungan kerja, sehingga banyak masyarakat yang terkena dampak COVID-19.

Yang paling menyedihkan adalah ketika banyak mesjid yang ditutup, sehingga kegiatan Ibadan maupun kegiatan lainnya terhenti.

Kok miris ya, sekolah libur, pekerja banyak yang di PHK, kegiatan ibadah terhenti tapi kok belanja, main, hal-hal yang kurang bermanfaat malah bertebaran seperti itu.

Rasanya ga ada bedanya dengan hari-hari biasa, cuma perbedaanya sekarang orang-orang menggunakan masker.

Ayo........sadar diri.

Disiplin diri, stop hal-hal yang kurang bermanfaat.

Tetap di rumah untuk segera memutus rantai penyebaran ini.

Banyaklah berdoa untuk keselamatan dan ketenangan diri dan negara.

Rasanya PSBB memang harus dievaluasi kembali untuk lebih maksimal hasilnya.