RINDU YANG TERPENDAM
Tantangan Hari ke-17
#Tantangan gurusiana
Baru saja sampai di rumah, setelah mengantar si kecil Les Bahasa Inggris, hape berbunyi.
Kulihat wajah yang tidak asing lagi terpampang di profil WA.
"Assalamualaikum, A faiq"?
"Waalaikum salam,...Bu,kayaknya Aa jadwal pulang sekarang, ga bisa pulang ke rumah".
"Lho, kenapa"?
"Aa mau ikut kompetisi basket ke Bandung sama teman satu tim".
"Oh, ya udah ga apa-apa,kalau memang ada kegiatan di sekolah".
"Tapi, ga tau gimana nanti ya Bu, nanti dikabari lagi, sudah ya Bu, Assalamualaikum".
"Waalaikum salam", kataku sambil tidak lupa menyisipkan pesan seperti biasanya.
Jangan lupa sholat, rajin baca Al-Qur'an, selalu jaga kesehatan, jaga diri serta rajin belajar.
Pasti saja telepon yang terburu-buru, yang penting pesan tersampaikan.
Terkadang kalau masih ingin ngobrol berlama-lama, biasanya sudah terdengar temannya yang memberikan hitungan waktu atau alarm peringatan. He...
Maklum telepon nya antri karena milik wali kelas atau pembina asrama yang dipakai banyak santri.
Memang putera sulungku ini dari sejak sekolah dasar sangat senang main basket.
Hingga sekarang di Sekolah Menengah dia memutuskan untuk ikut ekstrakurikuler basket di sekolahnya.
Maka tak heran kalau postur tubuhnya tinggi bahkan hampir sama dengan ayahnya.
Padahal ketika tahun lalu baru lulus SD tingginya masih di bawahku. Namun dalam waktu satu semester pertumbuhannya sangat pesat tepatnya ketika sudah masuk pesantren.
Ya, puteraku sekolah di Madrasah Tsanawiyah yang berbasis pesantren.
Perasaaan rindu sedikit terobati ketika putera sulungku menelepon.
Memang semenjak kami memutuskan untuk menyekolahkannya di pesantren, yang jaraknya jauh dari kota kami, pertemuanku dengan si sulung sangatlah jarang.
Maklum jadwal libur pesantren Hari Jumat tidak sama dengan jadwal libur sekolah biasa, sehingga ketika Hari Ahad libur, puteraku masuk sekolah seperti biasa.
Kesempatan bertemu dilakukan pada saat jadwal libur yang sudah ditentukan pihak pesantren, Alhamdulillah walaupun tidak lama dan tidak sering bisa mengobati kerinduan seorang Ibu, Karena naluri seorang Ibu yang selalu ingin bertemu dengan puteranya.
Sejatinya pekan depan,kami akan bertemu, ternyata kemungkinan besar tidak akan terwujud.
Walaupun hati ini sudah rindu ingin melihatnya, namun apa daya harus kutahan kembali.
Toh sebagai orang tua apalagi seorang Ibu harus senantiasa memberikan semangat buat keberhasilan dan kesuksesan putera/puterinya.
Banjar, 31 Januari 2020
Rumah sore menjelang maghrib
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar