SELAMAT BERJUANG MUJAHIDKU
Tantangan Hari Ke-52
#Tantangan gurusiana
Masih teringat satu tahun yang lalu, ketika kami memutuskan untuk menginap di salah satu penginapan di Garut.
Waktu itu anakku yang paling sulung akan mengikuti tes masuk sebuah pesantren yang berada di Garut. Ketentuannya peserta tes harus sudah berada di tempat pukul 07.00.
Sementara perjalanan dari rumah ke tempat tes kalau lancar kira-kira 3 jam. Jadi seandainya kami berangkat dari rumah, maka supaya aman minimal pukul 03.00.
Sehingga ada waktu sekitar satu jam antisipasi untuk hal-hal yang tidak terduga.
Waktu itu berdiskusi sama suami, bagaimana kalau ternyata anak-anak susah dibangunkan, maklum jam segitu adalah waktu pulasnya tidur, belum lagi kalau sampai di sana, harus bersih-bersih badan.
Akhirnya sepakat kami memutuskan untuk berada di Garut satu hari sebelum tes.
Tak terasa hari ini sudah satu tahun berlalu.
Alhamdulillah anakku sekarang sudah mau punya adik kelas.
Dan yang paling penting ketika ditanya betah tidak?
Jawabannya betah.
Alhamdulillah walaupun jawaban itu pendek dan singkat, namun satu kata tersebut sangat menentramkan kami selaku orang tuanya.
Karena banyak di luar sana yang merasa kecewa ketika anaknya tidak betah dan memutuskan untuk keluar.
Memang banyak sekali tantangan baik bagi kami selaku orang tua maupun dari anaknya.
Namun yang paling penting kita selaku orang tua yang harus punya kekuatan super untuk menegarkan dan memberikan motivasi terhadap anak.
Perasaan sedih dan kehilangan akan sangat terasa ketika pertama kali anak berada di lingkungan pesantren.
Namun sebelum kami meninggalkannya di pesantren, kami katakan,
"Nak, kami bukan membuangmu, namun kami menginginkan engkau untuk berjuang di jalan Allah agar kelak kita bisa bertemu di surganya Allah. Kami kecup dan peluk sebagai ungkapan betapa kami sangat menyayangimu.
Jangan engkau kira kami senang dengan kepergianmu, sebenarnya berat kami untuk melepasmu. Apalagi jarak tempuh yang lumayan lama untuk bisa sampai ke pesantren ini.
Sepanjang jalan menuju rumah sedih dan teringat terus.
Bagaimana nanti makannya, bagaimana nanti nyuci baju, beresin pakaian, menghapalnya dan segala hal lainnya yang selama ini selalu dilakukan oleh kita.
Ketika sampai di rumah, melihat kamarnya, membuka lemarinya, melihat bajunya, semuanya mengingatkan.
Masih teringat dalam memori saat itu, ketika menjemput anak di sekolah yang merupakan almamater anakku.
Ketika itu turun dari tangga beberapa orang siswa SMP yang merupakan teman-temannya, tak terasa bulir air mata menggenang, apalagi ketika saat itu seorang temannya yang melihatku menghampiri dan bertanya, gimana kabarnya Faiq, umi...
Aku hanya menjawab Alhamdulillah betah.
Mudah-mudahan jawabanku itu menjadi doa.
Alhamdulillah hari ini kami melihatnya mempunyai semangat yang tinggi.
Yang Allah kami memohon mudah-mudahan Engkau senantiasa memberikan kesehatan, keikhlasan, kesabaran, kemudahan, kelancaran, kebarokahan terhadap anak kami yang sedang berjuang, sehingga ilmunya bermanfaat bagi dirinya, keluarga, lingkungan, agama dan negara.
Aamiin.
Banjar, 7 Maret 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar