Tantangan Menulis Hari ke 212

#TantanganGurusiana

Pagi  ini nenek Zubaida tengah asyik membersihkan ruang keluarga. Tangannya sibuk membersihkan debu yang menempel pada benda yang terpajang di dalam lemari kaca dengan menggunakan kemoceng. Tatapan matanya  sejenak terpaku pada sebuah bingkai foto berukuran kecil . Sebuah bingkai foto  yang menyimpan berjuta kenangan.

Pikiran nenek Zubaida mengembara pada tiga pulu tahun yang silam. Hari itu nenek tidak menyangka seorang teman sekampusnya mengutara perasaan padanya. Dia seorang aktifis yang memiliki banyak teman dan sahabat. Dia juga idola para gadis karena dia seorang pria yang super ganteng dan ramah pada siapa saja. Nenek Zubaida merasa tersanjung kala mendengar ungkapan perasaan yang keluar dari bibirnya. Di luar nalarnya, sebenarnya nenek tidak menyangka pria itu menjatuhi pilihan padanya. Dan tanpa menyia-nyiakan kesempatan, dengan suka cita nenek menyambut uluran kasihnya dengan binar-binar cinta yang telah bersemi sebelumnya.

Tanpa terasa airmata nenek Zubaida meleleh mengingat semua peristiwa itu. Nenek mengusap bingkai itu sepenuh hatinya. Susah payah nenek mempertahankan tali kasihnya, namun  ternyata cintanya kandas di tengah jalan. Cintanya terkubur ketika pesawat yang ditumpangi sang pujaan kecelakaan dan membakar seluruh penumpang. “Pada sebuah bingkai foto kok nangis, memangnya  tampak gambar orang di dalam bingkai tanpa foto itu?“ tanya kakek khaidir heran yang tiba-tiba sudah berada di samping nenek.

Padang beloved city

Kamis, 13 Agustus 2020

Sumber gambar : https://images.app.goo.gl/N5FHMBDjEqeiRVkm6