Eldawati, S.Pd

Nama kecilku Elda, tempat pengabdianku di SMP Negeri 24 Padang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Perjuangan 3 Ksatria dan 6 Srikandi Lembah Cadas

Tantangan menulis hari ke 27

#TantanganGurusiana

Geladi Bersih di Gunung Singgalang

Episode 7

Langkah kaki Eeel terhenti sejenak. Mata Eel terbuka lebar menyaksikan telaga yang tersuguh dihadapannya. Mulutnya komat-kamit memuji kebesaran Tuhan. Tak pernah terbayangkan selama ini ia akan sampai di puncak gunung Singgalang, gunung yang memiliki sebuah telaga berukuran lumyan luas. Di setiap sisi dipagari pepohonan tinggi menjulang serta memiliki dedaunan nan rimbun. Cabang dan rantingnya sebagian menguntai ke telaga.

Hijaunya air telaga begitu memikau. Ingin Eel menyentuh air telaga yang beriak tenang. Namun ia harus bersabar dan menahan diri agar tidak ceroboh dalam bertindak. Ini pelatihan, jadi harus patuh terhadap aturan yang telah dibuat.

“Tuan, mengapa bengong? Ayo lanjutkan langkahnya!”

Eel terlepas dari ketermanguannya, ketika ditegur oleh bang Em. Ia segera berlari mengejar teman-temannya yang telah melangkah lebih dulu.

“Mengapa, Eel? Kok bengong. Hati-hati lo, ini gunung. Gunung punya misteri yang kita tidak tahu rahasianya. Jadi jangan terlalu banyak melamun di sini.”

“Iya, Yess. Maaf ya. Aku terkagum melihat telaga yang begitu indah ini. Tak terbayangkan betapa indah kuasa Tuhan. Sebuah telaga kok bisa ada di puncak gunung. Padahal bisa saja telaga ini kering kan? Namun siapa sangka , sampai sekarang air telaganya tetap utuh. Hujan ataupun tidak airnya tidak pernah susut, itu kata orang yang sering mendaki gunung ini, dan kini aku telah membuktikannya.

“Iya, seperti yang tertulis di dalam alquran, pada surat Arrahman. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan,” jelas Yessi, mengutip satu saurat dalam alquran. Yessi terdiam sejenak. Ia menarik napas dalam dan melepaskannya melalui mulut. “ Aku juga sangat mengagumi pemandangan yang sangat luar biasa ini. Aku merasa tidak berartinya diriku berada diketinggian ini.”

Eel mengangguk sembari tersenyum tanda setuju pendapat yessi. Eel dan Yessi trus melangkah beriringan menuju tenda yang telah disiapkan di tepi telaga. Di sana banyak kakak-kakak dan abang-abang senior telah menunggu mereka.

Melihat tenda telah berdiri, Eel berkeinginan untuk beristirahat melepas lelah agak sejenak. Ia segera menaruh ransel dalam tenda, dan langsung tertududuk lemah karena kakinya tak kuat lagi menyangga tubuhnya.

“Eel, jangan istirahat dulu. Kita kumpul sebentar mendengarkan instruksi dari bang Em. Setelah itu baru kita diiznkan istirahat,” ucap Menik seraya mengulurkan tangannya, agar Eel segera berdiri dan keluar dari tenda.

Malas-malasan Eel menjangkau tangan Menik yang terulur, berlahan menik menarik tangan Eel dan menuntunnya keluar dari tenda. Eel dan Menik segera bergabung dengan kawan-kawannya. Eel dan Menik melangkah tertatih di tepian telaga tak jauh dari tenda menuju lokasi titik kumpul. (bersambung)

Padang Beloved city. 27 Januari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren menginspirasi...

28 Jan
Balas

Terima kasih, cheers up nya, Pak. Salam sehat selalu..

28 Jan



search

New Post