Si Hitam (132)
#TantanganGurusiana
Perkenalkan, aku adalah seekor ayam peliharaan. Buluku berwarna hitam. Aku berjenis kelamin betina.
Dulu sebelum aku bertelur, badanku gemuk. Tubuhku cantik dengan memiliki bulu hitam lebat serta memiliki bulu ekor panjang menjuntai.
Tapi semenjak aku bertelur, tubuhku tak cantik lagi, bulu sayapku banyak yang patah, tubuhku penuh luka. Ekorku yang dulu panjang menjuntai, kini tidak ada lagi.
Semua itu bermula, ketika aku tidak mendapatkan tempat untuk bertelur dikandangku. Aku dan kawan-kawanku berebut tempat. Kami berkelahi dulu, siapa yang menang dia yang mendapatkan tempat bertelur yang nyaman di kandang kami. Dalam perkelahian itu aku kalah, akhirnya aku mengalah. Aku pergi keluar dari kandangku untuk mencari tempat untuk bertelur. Walau aku tahu, bertelur diluar kandang penuh resiko. Tapi Apalah daya, perutku sudah tak tahan. Telur yang ada didalam tubuhku minta segera keluar.
Aku terus beruasaha mencari tempat untuk bertelur di luar kandangku. Aku mengalami kesulitan mencari tempat yang enak dan nyaman untuk bertelur. Perutku makin sakit, karena sudah tak tahan, aku melangkah kesemak-semak jauh dari kandangku. Merasa tak ada masalah didalam semak ini, aku mulai mengedan untuk mengeluarkan telurku. Tak lama telur keluar dari tubuhku. Aku merasa sedikit lega. Rasa sakit diperutku tidak ada lagi.
Sejenak, aku memandang ke sekelilingku. Aku tersadar, ternyata tempatku bertelur tidak nyaman. Tidak ada tempat berlindung saat hujan, ataupun jika ada gangguan dari hewan lain yang akan mengganggu telurku.
Aku menyesal mengapa aku bertelur disini. Tapi apa hendak dikata, semua sudah terlanjur.
Hari-hari terus aku lalui, setiap hari aku terus pergi bertelur disemak itu. Pada hitungan hari ke delapan, perutku sudah nyaman. Aku merasa tidak ada lagi telur yang akan aku keluarkan dari tubuhku. Berarti saatnya aku mulai mengerami telurku.
Hari pertama mengeram, aku merasa aman. Namun, pada hari kedua mengerami telurku, aku merasa kedinginan, tubuhku menggigil. Hujan yang begitu lebat menyiram tubuhku, aku basah kuyup. Aku ingin pergi mencari tempat berlindung agar tubuhku tidak basah, tapi bagaimana dengan telurku? Aku tak bisa meninggalkan telur-telurku dalam keadaan basah. Akhirnya aku bertahan demi telurku. Aku biarkan bulu-buluku basah tersiram air hujan. Biarlah basah buluku, asal telurku tetap hangat kendati tubuhku menggigil kedinginan.
Hujan mulai reda, aku merasa lega walau masih menggigil kedinginan, tapi tiba-tiba sesuatu hal yang tak kuinginkan datang menimpaku. Musuhku datang untuk merampas telurku. Taringnya yang runcing, menggigit sayapku. Ia berusaha mengambil telurku. Aku merasakan sakit yang amat sangat, namun aku tetap mempertahankan telurku. Bulu sayapku ditarik, sehingga bulu sayapku patah karena gigitannya. Aku tak tahan lagi, aku kalah karena gigi taringnya yang tajam telah melukai punggungku. Telurku diambil paksa. Aku tak bisa lagi mempertahankan telurku, aku pasrah. Aku hanya bisa menangis sendirian menatap telurku yang berkurang.
Kejadian itu terus berulang, hujan, teriknya panas matahari, serta musuhku yang selalu datang mengganggu terus aku lewati sendirian saat aku mengerami telurku. Sampai telurku bersisa dua.
Aku tatap telurku, hatiku sangat sedih. Dulu telurku banyak, kini hanya tinggal dua. Sekuat tenaga aku akan menjaga dan akan mempertahankan dua telurku ini sampai masa nya tiba untuk menetas.
Kini aku telah berhasil mengerami telurku dengan menetasnya anak-anakku. Aku gembira, walau hanya dua generasi penerusku, tapi setidaknya aku telah berhasil menjadi seekor ibu ayam.
Pengorbananku telah usai. Telurku telah menetas. Setelah merasa yakin anak-anakku kuat, aku tinggalkan semak tempat aku mengeram. Aku ajak anak-anakku dengan langkah pelan menuju kandangku. Kini aku dan anak-anakku tidak akan kedinginan lagi bila hujan datang karena mereka aku ajak pulang ke kandang. Musuhku pasti tidak berani datang kekandangku. Karena kandangku aman.
Aku tatap kedua anak-anakku sambil mematuk makanan yang ada dihadapanku.. Semoga kamu kuat ya, nak. Sampai kamu bisa mandiri, akan aku jaga dan akan aku rawat kamu sepenuh hati.
Padang beloved city
Senin, 25 May 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kreatif bun, cerita fabel yg menarik
Terimakasuh, bu yessy telah memberi support.
he..he., waah, lucu juga cerita tentang ayam..ide kreatif, seperti fabel..salam bu
Terimakasih, pak eko. Terimakadih supportnya
Mantap bun, Mohon maaf lahir dan batin
Oke, terimakasih, bu shanty.
Lanjut terus Bu
Oke, bu nur. trims support nya