Hari ini Senin 10 Februari 2020, tepat 8 bulan yang lalu kejadian pilu itu kami alami. Tak sanggup rasanya hingga saat ini melupakan semuanya. Masih jelas tampak dihadapan mata tubuh lemah abah di atas ranjang rumah sakit. Saat itu tubuhnya dipenuhi selang dan berbagai alat medis untuk mengobati sakitnya.

Di RSUD Suliki kami semua berkumpul saat itu. Sudah 2 hari abah dirawat disana karena sakit asam lambung yang dideritanya. Secara bergantian kami menunggui beliau diruang perawatan. Hingga akhirnya abah tak lagi sanggup bertahan dan menghembuskan nafas terakhirnya. Sungguh duka yang amat mendalam kami rasakan saat itu karena masih dalam suasana lebaran Idul Fitri

Terkadang di kala sendirian dan kondisi hati yang sedang gundah gulana, bayangan abah senantiasa membayang di pelupuk mata. Karena dalam kondisi seperti itulah abah selalu jadi penyemangat, penyelamat dan penghemat pikiran kami dalam menyelesaikan masalah.

Abah seakan tau dengan situasi hati kami. Dan dengan bijaknya abah akan memberi nasehat sambil tak lupa mengutip ayat-ayat Alquran sebagai jalan keluar dari segala masalah yang sedang melanda kami. Tanpa kusadari air mata menetes di pipi. Oh... Betapa kami begitu merindukanmu..abah.

Kini hanya gundukan tanah tempat peristirahatan terakhirnya saja yang bisa menjadi pengobat rasa rindu di hati. Bahwa di sanalah terbaring jasad abah kami tercinta. Untaian doa tak henti kami kirimkan untuk beliau. Semoga beliau tenang disana dan berkumpul bersama dengan orang-orang yang shaleh di syurgaNya. Amiin..