# tantangangurusiana hari ke – 66

Rendi datang dengan wajah yang berseri, kelihatannya bahagia , kami tidak sabar mendengar cerita Rendi. “alhamdulilah Bu, Rendi diterima dan besok langsung training selama tiga bulan”. Alhamdulilah jawab kami serentak, kami langsung bersujud syukur mendengar berita gembira ini, nenek terisak bahagia. Rendi memeluk nenek, “Jangan menangis Nek, berkat doa kita bersama Rendi diterima Nek”. Tanpa kusadari airmataku juga mengalir jatuh menerima rahmat Allah yang maha pengasih dan penyayang. Aku pesankan kepasa Rendi bekerjalah jujur dengan sepenuh hati dan ikhlas. Tetap jaga amanah, jangan sekali kali berbuat kesalahan yang membuat kepercayaan orang hilang kepada kita. Rendi mengangguk mendengar nasehat dari kami. Malamnya Rendi mempersiapkan segala kebutuhannya, mulai dari baju, celana dasar dan sepatu.

Pagi pagi Rendi sudah berdandan rapi, gagah sekali anakku. Teringat kepada almarhum ayah Rendi yang selalu berpenampilan rapi dan necis. Tapi yang maha kuasa memanggilnya begitu cepat. Sakit kanker darah membuatnya tak sanggup bertahan lama. Menjalani perawatan selama tiga bulan, akhirnya yang maha kuasa mengambilnya dari kami dengan meninggalkan dua orang anak Rendi dan Siska. Aku cepat membuang kenangan ayah Rendi. “jangan lupa pesan Ibu ya Nak,” aku ingatkan lagi sebelum Rendi berangkat. Setelah selesai sarapan Rendi pamit menuju kantor. Aku iringi dengan doa semoga dilancarkan segalanya aamiin ya Allah.

Kegiatan kami seperti biasanya, menunggu pembeli sambil membenahi dagangan. Setelah semuanya ready kami baru duduk dan istirahat. Hari ini aku coba menu baru, soto banjar. Makanan khas Banjar resepnya aku peroleh waktu di Kalimantan. Selama ini aku buat soto banjar untuk dikonsumsi keluarga, sekarang aku coba untuk menu kafe di samping menu yang lain. Hari perdana aku buat untuk sepuluh porsi, takutnya kurang peminatnya. Melihat ada menu baru langganan langsung pingin coba, pukul sepuluh soto banjarnya sudah habis. Aku tanya bagaimana pendapat pelanggan, alhamdulilah semuanya berkomentar enak. “ada kurangnya Bu, kurang banyak”, celetuk seorang mahasiswa yang jadi langganan tetap di kafe. Aku tersenyum puas dengan hasil masakan soto banjarnya. Besok rencananya porsinya dilebihkan dari yang sekarang.