ELFASANTI, M.Pd

ELFASANTI, M.Pd Guru SMP Negeri 5 Bukittinggi Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penyesalan (part 20)

Penyesalan (part 20)

# tantangangurusiana hari ke 79

Dua minggu sudah kakak Bima berpulang, sekarang Bima sering di rumah kadang kadang mau membantu di kedai dan kafe. Aku biarkan saja, mudah mudahan ada perubahan ke arah yang lebih baik. Aku perhatikan ke kantorpun hanya sebentar setelah istirahat siang jarang aku lihat Bima kembali ke kantor. Sering duduk di pos pemuda dekat simpang dengan teman teman seumuran. Kadang aku berpikir, Bima kurang mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya. Diangkat jadi Pegawai Negeri Sipil mempunyai penghasilan tetap sementara teman temannya harus banting tulang ke tengah laut mencari ikan. Jika cuaca bagus dapat ikan banyak untuk menghidupi keluarga jika sebaliknya di tengah laut diterjang badai dan gelombang tak jarang mereka pulang hanya nama saja, sementara Bima tiap bulan sudah ada gaji yang akan di terima. Tidak masuk kantorpun tetap terima gaji. Terpulang kepada pribadi kita apakah halal yang kita terima tiap bulan tidak sesuai dengan jerih payah yang kita lakukan.

Waktu Rendi bersamaku di Padang tinggal dua minggu lagi, dia akan berangkat ke Palembang. Umur Rendi masuk dua puluh lima tahun, usia yang tepat kalau Rendi mau membina rumah tangga. Rendi orangnya pendiam dan wibawanya tinggi, sehingga adik adiknya sangat menghargai Rendi. Apa yang di sampaikan kakaknya selalu cepat mereka kerjakan. Tidak tunggu lama lama, Siska dan Ryan langsung bergerak. Aku selalu mengajari anak untuk tidak membedakan saudara kandung atau tidak. Bagiku mereka semuanya saudara kandung, mereka keluar dari rahim yang sama dan minum air susu dari ibu yang sama, jangan pernah membedakan adik maupun kakak. Alhamdulilah sampai detik ini tidak ada mereka mempermasalahkan karena ayahnya berbeda.

Hari sabtu Rendi pulang cepat, katanya kerja setengah hari. Kesempatan baik aku ingin membicarakan tentang untuk membina rumah tangga.”Rendi ayo duduk dekat Ibu, umurmu sudah masuk dua puluh lima Nak,apa tidak ada keinginanmu untuk mengakhiri masa lajangmu dengan mempersunting wanita idamanmu nak?. “Rendi belum ada terpikir masalah berumah tangga lagi Bu, Rendi mau membahagikan Ibu dan adik adik, kalau berumah tangga itu harus matang dulu Bu, Rendi takut gagal. Sekarang mencari calon istri sudah, banyak wanita yang hanya ingin harta suaminya saja, pengaruh pergaulan yang kurang baik akibatnya mereka lupa kodratnya sebagai wanita. “Ibu paham Nak, tapi kamu jangan trauma dengan melihat pernikahan Ibu, kondisi ibu duku beda dengan kamu sekarang, Ibu nikah muda, saat itu umur Ibu baru tujuh belas tahun tidak punya pekerjaan. Jadi Ayah menerima lamaran Ayahmu tanpa pikir panjang. obrolan kami terhenti karena suara azan ashar telah berkumandang. kamipun segera bersiap untuk melaksanakan sholat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut buk

27 Jul
Balas

okeh buk Ima

27 Jul



search

New Post