ELFASANTI, M.Pd

ELFASANTI, M.Pd Guru SMP Negeri 5 Bukittinggi Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penyesalan (Part 29)

Penyesalan (Part 29)

# tantangangurusiana hari ke-89

Lengkap sudah rasanya perayanan wisuda Siska, menjelang magrib kami kembali ke rumah. Rully dan willy juga sudah selesai menutup kafe. Dengan adanya acara wisuda hari ini, alhamdulilah dagangan cepat habis. Pengunjung kafe ramai sekali, syukurlah dapat dilayani dengan baik oleh Willy, Rully dibantu tiga orang temannya. “Pukul tiga sore dagangan sudah habis Bu”,ujar Willy.”Alhamdulilah Willy, ramai tamunya ya Willy”, jawabku bahagia. “Besok kita istirahat dulu jualannya Willy, Ibu belum sempat menyiapkan bumbu untuk menu kita besok”. “jangan besok liburnya Bu, hari senin ndak apa libur, besok masih ramai Bu, rugi kalau kita tutup”. Baiklah Willy, tapi menu kita tidak lengkap seperti biasanya, belum diramu. “ tidak apa-apa Bu, menu yang biasa saja”.

Aku bangga dengan pasangan tangguh Willy dan Rully, sebelum subuh mereka sudah terdengar sibuk di dapur. Aroma harum dari masakan mereka tercium sampai ke dalam kamar. Aku bangun dan badanku terasa pegal-pegal, aku berjalan sambil menggerakkan tangan dan kaki perlahan lahan menirukan gerakan senam. “kamu semangat sekali Willy”, suaraku membuat Willy terperanjat saking seriusnya. Willy melanjutkan masakannya, azan subuh berkumandang istirahat sejenak dan menuju mesjid. Bima juga ikut ke mesjid, rupanya Bima sudah siap dari tadi, hanya saja menunggu teman untuk berangkat bersama. Rendi dan Ryan berangkat bersama Bima. Kembali dari mesjid minuman dan sarapan sudah dipersiapkan Siska. Rendi mengacungkan jempolnya kepada Willy, “masakannya enak, tiada duanya, di Palembang susah mencari makanan selezat masakan Willy dan Rully.

Prediksi Willy dan Rully memang benar, ternyata pengunjung mulai pagi sampai siang ramai sekali. Untunglah persediaan masakan cukup dan tamu dapat dilayani dengan baik. Setelah semuanya beres, Willy datang dan membicarakan keinginannya untuk pulang kampung agak dua hari, Rully juga ingin pulang kampung karena kangen dengan emaknya. Semenjak mulai bekerja mereka berdua belum pernah menengok keluarganya. Kami memang berencana istirahat agak tiga hari, sekaligus untuk membenahi kafe. Malamnya aku memanggil Rully dan Willy untuk membayar gaji dan bonus selama mereka bekerja. Willy dan Rully selalu menitip gajinya untuk disimpan, mereka berencana sewaktu mereka pulang ke kampung akan dibelikan sapi dan dipelihara saudara mereka di kampung, mudah mudahan sapinya bisa berkembang biak. Paginya setelah sarapan mereka berangkat, terasa sepi tanpa kehadiran mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semakin seru ceritanya un...

05 Aug
Balas

Ceritanya makin oke dek

06 Aug
Balas



search

New Post