Eliana Safitri lubis

Assalamualaikum wr.wb. Salam kenal sebelumnya dengan sahabat-sahabat guru se-Indonesia. Saya Eliana Safitri Lubis, S.Pd. Lahir di Medan. Menamatkan kuliah tahun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Upah-upah

Upah-upah

Setiap suku memiliki ragam tradisi yang unik. Tak semua orang tua apalagi remaja muda yang paham tentang pelaksanaan tradisi tersebut. Mungkin untuk daerah pedesaan sebuah tradisi masih sangat lekat. Mengingat mayoritas penduduk yang masih homogen.

Salah satu tradisi yang kami lakukan minggu ini adalah 'mangupa' atau upah-upah. Tradisi mangupa merupakan salah satu tradisi masyarakat Mandailing. Tradisi ini biasanya dilakukan ketika keluarga melaksanakan syukuran atau hajatan. Tujuannya pada dasarnya adalah berdoa meminta 'tondi' (diartikan semangat) agar sehat, murah rezekinya, selalu dalam lindungan Allah serta doa-doa yang baik untuk yang diupah-uapah.

Bahan upah-upah pun bermacam-macam. Bisa hanya nasi putih dan sebutir telur saja pun sudah bisa. Satu hal unik dalam upah-upah ini yang saya pun baru tahu adalah bahan upah-upah tersebut akan dikelilingi di atas kepala yang diupah-upah. Kebetulan yang mengupa pada hajatan kami adalah nenek anak-anak. Dengan membaca doa menggunakan bahasa Mandailing, sang nenek dengan terampil dan cekatan mengelilingi upah-upah di atas kepala anak sulungku. Setelah itu membacakan doa dan menyuapi si sulung dengan nasi upah-upah tersebut. Selanjutnya, nasi diberikan kepada orang tua dan saudara terdekat untuk menyuapi si anak.

Oh, gitu rupanya pikirku. Aduh harus belajar juga nih. Mana tahu masih diberikan Allah kesehatan dan umur panjang, harus siap menjadi orang yang akan mangupa untuk cucu-cucu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, baru tahu saya ada tradisi seperti itu. Rupanya upah-upah merupakan media doa utk memohon kpd Yang Maha Kuasa. Bagus sekali, Bu Eliana.

06 May
Balas

Benar pak Edi... Orang-orang tua atau asli dari daerah yg paham teknisnya

07 May

Budaya lokal yang sarat akan makna Bu, kalau dikami Banten, misalnya disawer sebagai rasa syukur atas raihan yang didapatkan seorang anak/cucu/cicit. Saweranya bisa dengan kacang tanah kulit, permen, bahkan uang logam. Diinformasikan minimal 1 hari menjelang saweran, saat semua anak-anak dan orang-orang berkumpul dengan membawa alat untuk menangkap saweran ataupun tanpa alat. Saweran dilakukan suasana sangat meriah, cara bersedekah sebagai rasa syukur yang berbeda

06 May
Balas

Masya Allah kayanya Indonesia dengan budaya ya pak....Sungguh unik budaya banten

06 May

Iya bu, bagus Bu kalau dibuat buku ontologi budaya lokal 34 provinsi di Indonesia

06 May

Wah..., jadi pingin bersilaturahmi. Ga usah jauh2 keliling Indonesia lbh mulia dp menyukseskan kunjungan wisata ke luar negeri. Setuju pak Mulya.

06 May
Balas

Kaya Indonesia kan Bu dengan ragam budaya

07 May

Paling enak lagi diupa-upa pake pulut kuning dan telur...hehehe. Kalau orang batak pake ikan mas arsik...ya bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...bunda.

06 May
Balas

Benar bunda....Apalagi ada ikan mas arsik...Khas sekali

07 May



search

New Post