Salah satu agenda rutin yang kami laksanakan di sekolah saya SMP Siti Hajar adalah tadarus seusai pulang sekolah, meskipun beberapa ayat. Tadarus ini dilaksanakan setelah sholat Ashar berjamaah yang diimami oleh salah satu siswa yang piket harian.

Namun, tidak semua siswa dapat disiplinkan setiap harinya. Contohnya hari ini. Kebetulan saya ada diskusi sejenak dengan kepala sekolah berkaitan pelaksanaan simulasi UNBK. Jadi, masuk kelas sedikit terlambat.

Di ujung koridor menuju kelas saya sudah tampaklah beberapa siswa dan siswi yang tidak melakukan kewajibannya. Begitu nampak saya, mereka pun langsung bergegas masuk. Alhamdulillah untuk anak putra tanpa diarahkan sudah sholat berjamaah dan mengaji. Tinggallah beberapa anak putri yang masih asik ngobrol sana sini dengan tujuan menghindari mengaji. Sambil berpura-pura tidak melihat saya pun berkata "yang tidak mengaji akan membaca surah Yasin setelah pulang ya".

Akhirnya, setelah selesai semua anak laki-laki mengaji, saya pun memberikan pengarahan mengenai teknis pelaksanaan UNBK, dan lain-lain. Nah, di akhir arahan saya mulai beraksi dengan menanyakan anak putri yang tidak mengaji. Ahaaa.... Terciduklah oleh saya delapan orang putri yang tidak mengaji padahal mereka memiliki kesempatan untuk mengaji, maksudnya bukan karena menstruasi.

Kemungkinan dengan berat hati dan terpaksa mereka pun mengaji. Surah Yasin 83 ayat pun dibacakan oleh mereka. Tentu saja saya pun ikut mendampingi. Seusai mengaji beberapa anak-anak pun berkomentar untuk bertaubat dan tak akan mengulangi lagi. Dalam hati saya tersenyum; "Oalah Nak-Nak, disuruh ngaji beberapa ayat menghindar, dikasih banyak ayat kok malah taubat, padahal makin banyak ayat yang dibaca makin banyak pahala toh."