Kadang kita perlu membuang rasa takut untuk mendapatkan suatu pengalaman yang berbeda. Yah, inilah yang saya rasakan saat pertama kali bermain rafting atau arung jeram.

Minggu, 3 Februari yang lalu bersama rombongan keluarga guru kami melakukan gathering bersama keluarga guru di Namusira2, Langkat. Salah satu agenda kami adalah seru-seruan dengan arung jeram. Alamak, luar biasa takutnya saya. Apalagi ketika kami berada di lokasi sungai, debet air lumayan tinggi dan deras karena beberapa hari sebelumnya hujan melanda daerah tersebut.

Maju mundur perasaan berkecamuk dalam dada, apalagi ketika pemandu memberikan safety first, seperti pelampung, helm, dan dayung. Namun, karena teman-teman yang lain sangat bersemangat dan menyakinkan saya bahwa semua akan baik-baik saja. Mau tak mau saya pun ikut sembari selalu membaca doa dalam hati.

Tepat pukul 11.00 WIB, kami sudah berada di perahu karet yang bermuatan 6 orang ditambah 1 pemandu. Sebelum meluncur ada beberapa 'kode' instruksi yang harus kami pahami antara lain; maju berarti mendayung mengikuti arus, mundur berarti mendayung melawan arus, stop berarti memangku dayung, boom berarti duduk di dalam boat, posisi berarti kembali ke awal yaitu duduk di pinggir boat.

Tak terasa hampir 2 jam berada di sungai yang arusnya cukup deras sembari menikmati serunya arung jeram. Saya merasakan sensasi yang berbeda. Luar biasa seru. Rasa takut hilang. Apalagi sambil melihat pemandangan alam yang luar biasa indah. Bibir-bibir tebing yang mencurahkan air pegunungan menambah rasa takjub saya saat itu. Masya Allah indahnya alam ciptaan-Mu ya Allah. Semoga alam ini tetap terjaga ujarku dalam hati sembari menepikan perahu karet pertanda kami telah tiba di titik finish.