Pagi ini melakukan rutinitas KBM secara daring. Meskipun proses KBM dilaksanakan secara daring aktivitas memulai dan mengakhiri kegiatan dengan doa harus tetap kita laksanakan.

Setelah memulai pertemuan dengan salam dan menanyakan kabar peserta didik selanjutnya saya pun mengajak salah seorang peserta didik untuk memimpin doa. Pada awalnya, si anak menolak dengan alasan tidak bisa. Saya yakin bukan tidak bisa tetapi malu. Apalagi peserta didik putri. Padahal, jika diamati siswa tersebut termasuk siswa yang cukup aktif ketika melaksanakan proses KBM secara tatap muka. Selanjutnya, saya pun memberikan arahan dan motivasi bahwa tidak ada yang tidak bisa. Asal kita mau berusaha dan belajar sedari dini. Belajar berkomunikasi sederhana dengan menyapa teman dan memimpin doa terkadang merupakan momok menakutkan oleh sebagian siswa. Selalu saja menyampaikan kata 'tidak bisa". Akhirnya, dengan motivasi dan contoh penyampaian kalimat siswa tersebut menyapa teman-temannya selanjutnya memandu doa dengan lancar.

Saya sangat memahami bahwa salah satu aspek keterampilan yang perlu dilatih adalah berbicara di depan umum. Sangat berbeda sekali ketika kita berbicara dengan teman sebaya atau dalam bentuk nonformal. Dengan mengusung jargon 'ala bisa karena biasa' maka semangat memandu siswa aktif berkomunikasi di depan umum dimulai dari hal-hal sederhana. Bisa memulai pertemuan, menyampaikan ulasan materi, menjadi guru kecil, menyampaikan kesimpulan, menceritakan pengalaman dan lain-lain. Jika hal-hal kecil ini kita lakukan secara kontiniu insya allah akan terbiasa. Karena menurut saya, hal yang pertama sekali dibangun pada diri anak adalah rasa percaya dirinya. Selanjutnya kosa kata dan komunikasinya.