Aisyah kecil yang masih berusia balita menghabiskan hari-harinya bersama ibu di sawah atau ladang, masa kanak-kanak Aisyah hanya ada di sawah atau di ladang di perbukitan dekat rumah nenek buyut. Sehari-hari dari pagi hingga sore Aisyah hanya berteman dengan tanaman berupa kacang polong, bawang merah, cabe sesekali ada jagung. Sementara diladang di perbukitan, Aisyah bercengkerama dengan tanaman kulit manis, cengkeh yang disela dengan tanaman jahe.

Kalau sudah musim hujan seringkali Aisyah harus terpekik oleh gigitan pacet disepanjang perjalanan ke ladang. Oh.. Sungguh pengalaman yang mengerikan.! Tapi bukan ngeri-ngeri sedap istilah orang-orang zaman milenial, hehehe... Ngeri nya menakutkan!.

Sedikit cerita tentang tempat tinggal kami di ladang, diladang tidak ada pondok, tapi kami berlindung dari panas teriknya matahari dan derasnya air jika hujan, dibawah batu besar layaknya sebuah gua. Disitu nenek buyut sering memasak nasi dan sambal non kolesterol, termasuk rebusan sayur pendamping sambal.

Ya Allah.. Terlalu indah kala itu.

Saat sore menjelang barulah Aisyah dan ibunya turun dari ladang dan melanjutkn perjalanan kaki pulang ke rumah kurang lebih 45 menit.

#Lolonagaritacinto#

Bersambung