Kisah Sedih 'Anisa Gadis Yatim ingin Sekolah'
Anisa Gadis Yatim ingin Sekolah
Prolog
Dunia ini terasa berhenti bagi Tanteku, ketika Tante Wiwid menerima kenyataan pahit, di jodohkan dengan orang yang tidak dicintainya. Namun Tante Wiwid adalah sosok wanita yang berkarakter, berakhlak baik, dan sholehah. Sehingga Tante Wiwid tidak dapat menolak perjodohan yang telah ditentukan tanggal pernikahannya. Setelah menikah Tante Wiwid mengikuti suaminya yaitu Paman Doni Sanjaya namanya. Dia sosok laki-laki yang sempurna menurut nenek dan kakek (orang tua dari Tante Wiwid), karena Paman Doni Lulusan Sarjana Ekonomi, akhlaknya baik, sholeh, wajahnya rupawan, kaya, dan mempunyai pekerjaan yang mapan, namun ibu dari Paman Doni sudah tiada 5 tahun yang lalu karena sakit kanker. Di Kota Semarang Paman Doni hidup satu atap dengan orang tuanya.
Hari berganti hari tahun berganti tahun, setelah pernikahan Tante dan Paman berjalan tiga tahun akhirnya yang dinanti-nantikan dalam usaha dan do’a terkabul, yaitu lahirlah si Bayi mungil dan lucu berjenis kelamin Perempuan yang diberi nama Anisa Trihapsari.
“Mamaaa, Anisa ingin sekali bisa sekolah seperti temen-temen Anisa yang lain” keluh Anisa kepada Mama nya.
“Iya Anisa, Mama tau kamu kepingin sekolah di sekolah swasta itu, tapi harus bagaimana Mama belum mempunyai biaya yang cukup untuk sekolah kamu.” Terang Mama kepada Anisa.
Dengan wajah sedih Anisa masuk ke kamar nya dan berdo’a dalam hatinya, Ya Allah, berilah rizeqi pada Mamaku supaya Mamaku punya uang untuk biaya menyekolahkan Aku di Sekolah Tahfidz Qur’an yang kucita-citakan selama ini.
Tiba tiba Mama Anisa datang, “Anisa anakku, Mama tau perasaan kamu, Mama janji akan bekerja keras untuk bias menabung supaya kamu dapat sekolah.” kata Mama Anisa menenangkan Anisa yang sedang sedih di kamar.
“Benerkah Mama??” tanya Anisa tak menyangka.
“Iya, tapi Anisa sabar dulu yaaa, kan kamu tau pekerjaan Mama sepi karena banyak saingan loundry lain yang lebih besar dari kita. Ayah sudah meninggal jadi kamu harus bantu ibu kerja agar kita bisa mendapatkan uang!” tutur Mama Anisa pada Putrinya.
“Iya Mama, Anisa janji akan rajin bantu Mama bekerja.” Jawab Anisa semangat.
Anisa gadis cantik berkulit putih, baik sifatnya, dia berumur 7 Tahun. Pada waktu masih kecil, semua kebutuhan tercukupi karena orang tuanya tergolong kaya raya. Namun setelah Kakeknya dan Ayahnya meninggal dalam kecelakaan maut di dalam pesawat lima tahun yang lalu waktu Anisa berumur dua tahun. Kini kehidupan Anisa dan Mamanya menjadi miskin, karena warisan dari Ayahnya direbut oleh Saudara- saudara Ayahnya yang serakah. Sehingga Mama Anisa harus mengalah tidak mendapatkan warisan sepeserpun dari suaminya dan untuk menyambung hidupnya Tante Wiwid Mama Anisa bekerja mandiri dengan membuka usaha loundry kontrak rumah 1 tahun 10 juta.
Setiap hari Anisa pergi ke rumah temannya yang bernama Dilla untuk belajar. Dia anak yang baik selalu mengajarkan Anisa membaca, menulis, dan mengaji. Karena dia tau Anisa anak yatim yang belum mampu untuk daftar sekolah.
Waktu itu sore hari setelah Anisa membantu Mamanya, saat di perjalanan Anisa melihat Kakek tua yang seperti nya tersesat tidak tahu jalan pulang.
“Kek, Kakek mau kemana?” tanya Anisa kepada kakek itu.
“Kakek juga bingung Cu, Kakek tadi kesini bersama dengan anak kakek tapi sekarang anak kakek tidak tau kemana.” Jelas kakek itu pada Anisa.
“Oh ya, Kek, kalau begitu Kakek ikut Anisa saja pulang ke rumah Mama Anisa, nanti Mama Anisa dan Nisa akan bantu Kakek mencari rumah Kakek, supaya Kakek dapat berkumpul bersama keluarga lagi!.” kata Anisa kepada Kakek itu.
Akhirnya Anisa pulang dengan Kakek itu kerumah Mama Anisa, dan akibat Kakek itu Anisa tidak jadi belajar kerumah Dilla.
***
Tok…tok…tok…
“Iya tunggu sebentar!” saut Mama Anisa dari dalam rumah.
“Maaf Ibu ini siapa ya?” tanya Mama Anisa kepada Ibu muda yang berumur 33 tahunan yang berdiri di depan pintu rumahnya.
“Perkenal kan saya Bu Dewi, saya ke sini untuk menjemput Bapak saya yang ada di rumah ibu,” jawab Ibu muda itu kepada Mama Anisa.
“Oooh jadi kakek yang di dalam itu bapaknya Bu Dewi?” tanya Mama Anisa
“Iya, betul Buu,” jawab perempuan itu.
Mama pun memanggil kakek yang sedang berbicara dengan Anisa.
“Kek, anak kakek ada di depan ingin jemput kakek!” seru Mama Anisa kepada kakek, dan kakek pun menghampirinya.
Kakek pun lekas pulang ke rumah nya dengan anak nya itu.
“Anisa kakek pulang dulu ya?” pamit kakek kepada Anisa
“Iya kek, kakek hati hati ya di jalan, kakek jangan lupain Anisa ya!” pinta gadis kecil itu pada Kakek.
“Iya Anisa kakek akan selalu ingat kamu” kata Kakek sambil tersenyum.
Sebelum masuk mobil, tiba-tiba perempuan muda itu kembali lagi ke rumah Anisa mengeluarkan amplop yang berisi uang yang banyak sebagi hadiah yang diberikan kepada Mama Anisa.
“Bu, mohon diterima uang ini ya …, semoga bermanfaat untuk ibu dan Anisa” kata perempuan muda itu itu sambil menyerahkan amplopnya.
“Tidak Bu Dewi, saya menolong kakek ini ikhlas kok, saya tidak mengharapkan imbalan.” kata Mama Anisa sambil tersenyum.
“Kalau Mama Anisa tidak mau menerimanya, apa yang ibu minta akan saya turuti.” kata Kakek itu kepada Mama Anisa.
Ibu menatap Anisa sejenak.
“Kakek, Saya dan Anisa tidak mengharapkan apa apa dari Kakek, namun Anisa anakku ingin sekolah Tahfidz Qur’an.” pinta Mama Anisa kepada kakek itu.
“Oh …, kalau begitu gampang, saya akan turuti permintaan Anisa, tapi bagaimana kalau kamu sekolah di Jakarta? Disana juga banyak Sekolahan Tahfidz Qur’an yang Modern.” tanya Kakek itu.
Akhirnya Anisa dan Mamanyanya pun pindah ke Jakarta, mereka tinggal di rumah Kakek dan sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Anisa sangat senang karena dia bisa sekolah sesuai yang dicita-citakan.
Semenjak sekolah di situ Anisa mendapat banyak teman yang baik dan sayang kepada Anisa, selain itu Anisa juga mendapat juara di kelas. Anisa sangat berterima kasih sekali pada kakek dan keluarganya karena telah menyekolahkan Anisa di Sekolah Favorit Bertaraf Internasional dan juga memberikan modal usaha restoran beserta 10 karyawan pada Mama Anisa untuk mengembangkan usaha di bidang kuliner.
TAMAT
#Salam Literasi
#Penulis: Afsana Elifia (Bu Elif)
#Bali, 9 Juli 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aduh dah tamat aja pas ditemukan akunnya Bu. Menarik sekali ceritanya. Salam kenal.
Terima kasih... saya baru belajar dik ....