Elin Herlina, S.Pd, M.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ANTARA HATI DAN SEKOLAH
Gambar Koleksi Rumah Shaleh

ANTARA HATI DAN SEKOLAH

#TANTANGAN MENULIS HARI KE-40

Di sebuah desa di pesisir pantai utara Jawa Barat, tersebutlah seorang gadis yang baru beranjak remaja, Elishana namanya. Matanya jernih sebening embun, bulu mata yang lentik, kulit coklat muda umumnya orang Indonesia, rambutnya berikal mayang panjang sebahu, alisnya bagai semut hitam beriringan, badannya tinggi semampai, jalan melenggang menelusuri koridor sekolah untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan guru di SMPN di Jawa Barat.

Belajar di sekolah dari pagi hingga siang. Sejenak Ia melihat selintas bayangan sosok pria kakak kelasnya. Layaknya seorang gadis normal mengawali masa pubernya. Ia tertarik pada seorang pria yang membuat hatinya berbunga-bunga. Namun hal itu hanya Ia tahan tanpa daya.

Suatu ketika di hari Senin yang cerah, Elisha dan seluruh murid SMPN selesai melaksanakan upacara, Tak sengaja berpapasan dengan pria idamannya di lapangan upacara, tak di duga pria tersebut mengajak berkenalan. “Hai Adik, boleh kakak berkenalan?” sapa Yusuf. “Ia Kak, boleh” jawab Elisha. “kenalkan Saya Yusuf, anak kelas 8B” ucap Yusuf sambil menyodorkan tangan “Saya Elishana kak” sambil berjabatan tangan. Dari jabatan tangan tersebut seakan ada aliran yang meneduhkan, mereka segera melepaskan tangannya. Tiba-tiba bel sekolah berbunyi tanda pelajaran di kelas di mulai. “Lain kali kita ngobrol ya?” pinta Yusuf, “Baik Kak” jawab Elisha. Mereka masuk ke kelas masing–masing. Jantung Elisha berdetak kencang, ternyata Pria idamannya mengajak berkenalan, betapa senang hatinya. Waktu berjalan sangat cepat, belajar Ia ikuti dengan rasa gembira. Hingga tiba waktu pulang sekolah.

Sore hari, Ina main kerumah Elisha, serta merta Elisha menceritakan kejadian di sekolah kepada Ina sahabat karibnya, Ina menyimak cerita Elisha dengan sabar. Kemudian Elisha meminta saran kepada karibnya apa yang harus dia lakukan sementara hatinya sudah terpaut dengan Yusuf.

Ina memberikan saran agar Elisha menahan diri juga perasaannya. Karena cita-cita dan masa depan harus di raih. Hal itu membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Oleh karena itu, Elisha harus bisa menyikapi antara hati, perasaan dan sekolah. Elisha menyadari perasaannya harus ia kesampingkan, dan rela berkorban demi cita-cita di masa depan.

Jakarta, 26 Maret 2021

Elin Herlina

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya pilih keduanya bunda, seiring sejalan, he he..

26 Mar
Balas

Ceritanya menarik..bu elin jadi baper saya..

26 Mar
Balas



search

New Post