PERJUANGAN MENGEJAR CITA
#TANTANGAN MENULIS HARI KE-14
PENGALAMAN PERTAMA BEKERJA DI PABRIK GARMEN
Tahun 1992 Desi lulus SMAN di kampung halaman tercinta. Berharap bisa kuliah. Tapi tertunda. orang tua yang memiliki banyak anak. Sehingga biaya pun menjadi kendala harus terbagi-bagi. Desi terpaksa mengalah, tidak kuliah selama setahun.
Berpikir mencari uang untuk biaya kuliah. Desi mencoba peruntungan mencari pekerjaan di Cimone daerah Tangerang bersama teman. Ia diterima di pabrik garmen bernama JABATEX. Di tempatkan di bagian obras kaos. Ia menerima gaji seminggu sekali. Gaji yang dibayarkan sangat kecil. Jangankan untuk nabung, untuk makan dan sewa kost tidak cukup, intinya biaya hudup jauh dari ekspektasi, masih kurang dari cukup. Bahkan ngekost-pun harus beramai-ramai. Satu kamar ditempati 7 orang. Kamar mandinya seperti jamban jauh di luar kamar kost.
Beberapa Minggu bekerja dijalani. Mau pulang tidak ada biaya. Uang bekal dari orang tua hilang di curi orang. Bekerja untuk bertahan hidup. Benar-benar dalam keadaan sempit dan sedih. Rupanya kesedihannya, dirasakan juga oleh kedua orang tua. Karena Desi tidak dapat memberikan kabar (dahulu tidak ada HP) Ia pun tidak tahu letak kantor pos untuk mengirim surat, memberi kabar orang tua di kampung.
Kedua orang tua Desi mencari keberadaannya dengan meminta bantuan saudara-saudara. Diantara orang yang mencari adalah kakak-kakaknya dari kampung menemui paman yang ada di Jakarta. Mereka beramai-ramai pergi ke Cimone untuk mencari Desi. Hari demi hari mencari. Pamannya bertanya-tanya kepada orang-orang yang bekerja di pabrik-pabrik, begitu juga dengan kakaknya, bertanya-tanya sambil membawa foto Desi. Suatu hari paman bertemu teman Desi (tetangga kos). kemudian di antar untuk menemui Desi. Saat itu hari MInggu kebetulan Desi libur kerja. Akhirnya pertemuan terjadi juga. Perasan senang campur sedih berkecamuk dalam batinnya. Senangnya bisa pulang dan sedih karena Ia masih belum berhasil membahagiakan orang tuanya. Mereka pulang ke rumah di kampung halaman. Desi bersyukur Allah telah menolongnya di tengah kesulitan.
Jakarta, 28 Februari 2021
Elin Herlina
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap pengalamannya. Semangat literasi
Keren bu Elin. Salam literasi
Terbawa sedih saya... Kalimat demi klimat cerpen mengalir, realitas kehidupan di sekeliling kita..terima kasih bu Elin atas ceritanya ...
Sama-sama Bu Endang. Terima kasih udah mampir. Salam literasi
Mantul Bun...pengalamannya...Unforgettable experience...salam literasi