Terkikisnya Akhlak Insan Beradab
Kegiatan pagiku biasanya digunakan untuk menyiram tanaman, ketika ku buka pintu rumahku, melihat hijaunya dedaunan yang rindang dan semilirnya angin berhembus di pagi hari. Ku ajak suamiku untuk menghirup udara segar sambil menemani aktivitasku menyiram bunga. tiba-tiba deru suara motor memecahkan kesunyian pagi yang syahdu melintas di depan kami tanpa permisi, bisingnya knalpot memekakan telinga. Dalam hati aku bertanya inikah peradaban manusia, seorang insan yang beradab hilang terkikis oleh ego dunia semata.
Serta merta suamiku terkaget bukan kepalang, sambal menggelengkan kepala ku lihat semburat amarah yang terpendam menghiasi rona wajahnya. Batinku penuh Tanya , “mengapa peradaban manusia jaman ini menjadi terkikis dan hilang?”. “bukankah ada adab dan akhlak sebagai rambu pergaulan dalam setiap sendi kehidupan?” gejolak batinku semakin berkecamuk.
“hai, bung lihat-lihat dong kalau jalan!, jangan asal nyelonong!”,teriak suamiku menegur sang pengendara motor. Seketika sang pengendara motor menarik rem dan meminta maaf karena mengendarai motor terlalu kencang di gang sempit di depan rumah kami.begitulah terjadinya dialog sesaat dengan pengendara motor. Sambil menjelaskan, suamiku berkata, “kalau jalan di gang sempit, mengendarai motor jangan terlalu kencang, banyak anak-anak kecil bermain dan orang-orang yang berlalulalang, ucapkan permisi dengan orang jalan, ataupun dengan orang yang duduk-duduk di sisi jalan, begitu akhlak manusia yang beriman. “baik pak?. Ucap pengendara motor itu sambal meminta maaf. Pengendara motor pun akhirnya berlalu dari hadapan kami. Hari semakin siang matahari mulai keluar dari peraduannya, kami menghentikan aktivitas di luar rumah mengiangat suasana masih pandemi korona yang merebak, kami bergegas masuk kedalam rumah demi mengurangi kegiatan di luar rumah.
Sambil melakukan aktivitas rutin di dalam rumah, kebetulan kami satu profesi sebagai guru di madrasah ibtidaiyah, seraya menyiapkan buku pelajaran, laptop dan handphone, sejenak kami diskusi membahas sang pengendara motor yang melintas tadi pagi.
“begitu ya bu, peradaban manusia sekarang, akhlaknya sudah terkikis tak ada sopan santunnya terhadap orang lain, padahal Rasulullah di utus ke muka bumi ini untuk memperbaiki akhlak manusia, sudah beliau contohkan, tapi manusia tidak mau berusaha dan berubah”, ujar suami membuka pembicaraan. Iya Ayah”, sahutku. “jaman sekarang tingkah manusia bermacam-macam, ada yang pengen diperhatikan, ada yang masa bodoh terhadap lingkungan sekitar, bahkan ada juga yang menjurus ke hal negative misalnya mencuri dan merampok”. Jawabku lagi. Ïtulah sebabnya ayah menegur sang pengendara motor tadi”, kata suamiku. Aku mengiyakan sambal melanjutkan aktivitas melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan murid-muridku.
Dan perbincangan dengan suamikupun terhenti dengan sibuknya kegiatan kami masing-masing. Hal yang penting di ingat adalah kita sebagai manusia diberikan akal fikiran juga akhlak sebagai adab dalam pergaulan. Karena manusia sebagai makhluk social maka peliharalah kesopanan dan menjaga perasan sesama. Agar dapat membedakan manusia dengan makhluk tuhan lainnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang telah mengingatkan. Terima kasih bunda Elin Herlina. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah
Terima kasih Pak. salam literasi
Terima kasih Pak. salam literasi
artikelnya kereen bu. Izin follow dan juga follback ya bun...
Terima kasih silahkan follow
Ulasan yang keren bunda. Salam sukses selalu.
Terima kasih bunda.salam literasi
Keren bu Elin
Terima kasih Bu haji. Salam literasi
Terima kasih Bu haji. Salam literasi
Keren bu Elin
Follow ya Bu haji
Follow ya Bu haji
Keren bu Elin
Keren bu Elin
Keren bu Elin
Keren bu Elin
Keren bu Elin
Keren bu Elin
Keren bu Elin
Wah menarik ulasannya bu..salam sehat dan sukses selalu
Terima kasih Pak Sukadi, salam literasi
keren. saya sudah follow ibu, ditunggu follow backnya
Terima kasih Bu,insya Allah nanti saya follback jg
Terima kasih Bu,insya Allah nanti saya follback jg
Inspiratif banget salam literasi dan izin follow bunda
Terima kasih bunda silahkan follow
Udah follback jg bu
Hebat bu Elin, artikelnya MANTUL
Terima kasih Bu haji baiti
Terima kasih Boleh silahkan di follow bunda
Keren, bu Elin.
Terima kasih Bu, follow ya
Terima kasih Bu, follow ya