Elis Lulu Maknunah

Kelahiran Cianjur, lulusan Pendidikan Biologi UPI tahun 2011...

Selengkapnya
Navigasi Web
3.1 Demonstrasi KontekstualPengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
https://www.canva.com/design/DAEpt6_hcPM/oBhlPBUfqOJM_fKZ3lEnMQ/view?utm_content=DAEpt6_hcPM&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=homepage_design_menu

3.1 Demonstrasi KontekstualPengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

 

Perjalanan panjang baru saja dimulai. Untuk menjadi seorang guru penggerak, ada pelatihan selama sembilan bulan yang harus dilalui. Sampailah sekarang pada modul 3.1 yaitu terkait konsep pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu membuat sebuah keputusan yang benar dan tepat. Bukan untuk dirinya, namun demi cita-cita mulia dalam mewujudkan pendidikan yang memerdekakan. Jika keputusan yang diambil guru itu baik, maka baiklah proses pembelajaran selanjutnya. Akan tetapi, apabila yang terjadi adalah sebaliknya maka pendidikan yang memerdekakan murid hanya sebatas angan.

Sebelum guru memutuskan suatu perkara. Hal pertama yang harus diidentifikasi adalah apakah masalah tersebut dilema etika atau bujukan moral? Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan, sedangkan bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.

Apa rencana ke depan dalam menjalani pengambilan  keputusan yang mengandung unsur dilema etika?

Ketika mememerlukan pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika, maka saya akan mengambil konsep 9 (sembilan) langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan yaitu:

1.    Menentukan nilai-nilai apa saja yang saling bertentangan.

2.    Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3.    Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut

4.    Menguji benar atau salah, melalui uji legal, uji regulasi/ standar profesional, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan/ idola.

5.    Menguji paradigma benar lawan benar.

Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang kita hadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting. Kita harus menentukan dari empat paradigma ini, manakah yang paling sesuai dengan situasi yang tengah kita hadapi :

·         Individu lawan masyarakat (individual vs community)

·         Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

·         Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

·         Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

 

6.    Melakukan prinsip resolusi

Dari tiga prinsip resolusi yang ada, manakah yang akan kita pakai? Apakah keputusan berbasis hasil kahir, keputusan berbasis peraturan ataukah keputusan berbasis rasa peduli?

7.    Melakukan investigasi opsi trilema

8.    Membuat keputusan

9.    Melihat lagi keputusan dan merefleksikannya.

Lalu, bagaimana  bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan tersebut?

Dengan mengamati umpan balik atau kritik yang diberikan kepada kita selaku pembuat keputusan. Umpan balik yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam situasi tersebut bernilai positif ataukah negatif. Semakin berkurang ‘kritik pedas’ yang tertuju kepada kita,  menunjukkan bahwa keputusan kita setidaknya dapat membuat puas pihak-pihak yang terlibat dalam masalah tersebut.

Bagaimana cara kita menerapkan pengambilan keputusan seperti ini pada lingkungan, pada murid-murid, dan pada kolega guru-guru kita yang lain?

Kita dapat mensosialisasikan prinsip pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran   kepada semua warga sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan diseminasi maupun obrolan ringan ketika jam istirahat berlangsung pun bisa dilakukan. Bahkan, dari status-status kita di akun sosial media dapat menjadi sarana yang baik untuk berbagi pengalaman atau wawasan yang telah kita peroleh.

Saya akan memulai dengan mengenalkan konsep dilema etika dan bujukan moral terlebih dahulu, baru kemudian menerapkan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan melalui contoh atau studi kasus.

Kapan saya akan menerapkannya?

Saat ini juga. Kita bisa mempublikasikan tulisan tentang apa yang kita peroleh dalam pelatihan segera setelah kita memahaminya secara utuh. Saya akan mulai menerapkannya sesegera mungkin, setelah saya bertemu mereka. Momen terdekat adalah rapat bulanan yang biasa diadakan oleh sekolah di minggu awal setiap bulan. Untuk murid-murid, saya akan menerapkannya ketika saya pertama kali bertemu mereka di kelas.

Siapa yang akan membantu atau mendampingi?

Yang akan membantu dan mendampingi adalah rekan kerja, kepala sekolah, lingkungan bahkan keluarga. Mereka adalah orang-orang yang telah memberikan kepercayaan kepada kita untuk membuat keputusan, maka kita harus menjaga amanah tersebut dengan mengambil keputusan yang benar dan tepat melalui langkah-langkah yang efektif.

 

Cianjur, 11 September 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post