Balada Telur 20 kg-Bimtek Peningkatan Kompetensi Guru (2)
#tantangan_hari_ke_17
#tantangan_gurusiana_menulis_30_hari
Bimtek Peningkatan Kompetensi Guru (2)
Balada Telur 20 Kg
“Seorang petugas pengirim barang pada suatu perusahaan hendak mengirimkan barang konsumennya ke suatu tempat. Karena lokasinya tidak mungkin dilakukan pengiriman lewat jalan darat, maka pihak perusahaannya berinisiatif untuk melakukannya lewat jalur udara. Perusahaan tersebut menggunakan sebuah helikopter, dan ternyata helikopernya pun tidak bisa turun ke darat, karena kondisi geografis yang tidak memungkinkan. Barang yang hendak dikirimkan berupa telur sebanyak 20 kg. Konsumen tetap menginginkan telur sampai di rumahnya dalam kondisi utuh”.
Bimtek hari kedua langsung dikejutkan oleh sebuah tantangan yang harus dipecahkan pada saat itu juga. Peserta bimtek kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok memiliki pandangan dan cara unik untuk memecahkan masalah tersebut. Termasuk kelompok kami. Mulai dari petugas pengirim yang turun menggunakan tangga pandu dari helikopter dengan menggendong telur di dalam tasnya, atau hanya menurunkan telurnya saja langsung ke darat dan di bawah, sang konsumen sudah siap dengan matrasnya. Namun ternyata barang yang tersedia di helikopter hanya kantong kresek dan tali. Kami diharuskan membuat alat yang bisa menyampaikan telur ke tangan konsumen dengan selamat dengan dasar Science, Technology, Engineering and Mathematic yang dikenal dengan istilah STEM.
Dengan konsep dasar Gaya Gravitasi, gaya gesek dan Hukum II Newton ∑F = m.a kami pun merancang sebuah parasut sederhana. Ketika telur di jatuhkan dari helikopter/parasut, maka gaya gravitasi menariknya ke bawah. Berlakulah gaya jatuh bebas. Bersamaan dengan terbukanya parasut yang melebar sehingga tercipta hambatan udara yang besar, adanya gaya gesek di udara mengakibatkan pergerakan telur tidak langsung bergerak cepat turun langsung secara vertikal ke bawah. Namun juga bergeser ke arah horizontal, sehingga kecepatannya berkurang dan telur mendarat dengan perlahan dan selamat. Namun bagaimana pun juga, ketika telur mendarat dan menyentuh daratan kemungkinan terbesarnya telur akan tetap pecah. Maka unutk mengntisipasinya kami bungkus telur dengan beberapa lapis plastik kemudian menggantungnya di atas kantong yang sudah diisi udara dan mengikat telur ke kantong tersebut. Sehingga posisi telur tidak berubah dan ketika parasut mendarat telur tetap aman karena tidak terjadi benturan dengan permukaan tanah atau benda apapun di permukaannya. Dengan perhitungan matematis Hukum II Newton ∑F = m.a dan persamaan gerak lurus berubah beraturan Vt = V0 + a.t dapat dihitung kecepatannya. Rancangan yang tepat juga menentukan keberhasilan misi. Semua harus sesuai dengan perhitungan. Hanya menggunakan bahan yang ada secara optimal dan perhitungan yang tepat mengantarkan kami menjadi satu-satunya kelompok yang berhasil dalam misi ini.
Cianjur, 15 November 2020


Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar