#tantangan_hari_ke_30

#tantangan_menulis_gurusiana

#tantangan_menulis_30_hari

Hujan selalu menghadirkan sejuta kisah bagi setiap insan. Bagi orang yang sedang bersedih hujan mampu menyembunyikan air mata yang tertumpah. Bagi orang yang sedang berbahagia menambah kehangatan bersama orang-orang yang dicintai. Bagi anak-anak, hujan merupakan wahana untuk mengekspresikan diri. Bagi para petani, hujan menjadi berkah apalagi jika turun di musim kemarau. Bahkan bagi orang yang tidak bersyukur, hujan punya cerita tersendiri.

Pernah suatu kali bunaga merajuk. Dia mengeluh pada hujan yang telah mengguyur tubuhnya, sehingga basah kuyup. Pada saat itu bunaga masih seorang mahasiswi, dengan penuh kekesalan dia melipat payungnya karena merasa tak ada gunanya berpayung ria jika hujan sebesar ini.

"Duh, gara-gara hujan aku bisa telat ke kampus nih, hujan cepatlah pergi" rutuknya dalam hati. Dia kesal juga karena bis DAMRI belum menampakkan dirinya.

Akhirnya setelah dua puluh menit menunggu, yang dinanti datang juga. Bunaga pun bergegas masuk ke dalam bis. Satu jam kemudian bis berhenti di depan gerbang kampus. Bunaga pun turun dari bis dan semua mata menatap dirinya.

Ya, Allah telah mengabulkan permintaannya, saat ini di kampus tercinta matahari bersinar terang dan dia basah kuyup sendirian. Sungguh saat itu Bunaga berharap hujan turun kembali dengan lebatnya agar mampu menutupi keadaan nya sekarang. 

Bandung, 22 Juni 2011.

Cianjur, 28 November 2020.