Setetes air di tanah gersang, sebuah judul dalam artikel historia. id/kuno/articles/setetes-air-di-tanah-gersang-PNLGg/page/1 oleh Risa Herdahita Putri/27 April 2021.

Dalam artikel ini diceritakan sekelompok masyarakat yang tinggal di sebuah dusun, tepatnya Dusun Cepit, Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Kawasan gersang, tidak ada mata air di daerah sekitarnya, padahal mereka hidup dari bercocok tanam.

Dahulu kala, katanya penduduk Dusun Capit, mengandalkan rumah peribadatan yang sekarang dikenal sebagai Candi Banyunibo. Nama yang berasal dari bahasa Jawa, banyu yang berarti air dan nibo yang berarti menetes.

Candi ini, dipercaya dapat mendatangkan hujan yang akan membuat sawah dan ladang mereka bersemi. Penulis penasaran bagaimana keadaan wilayahnya sekarang. Langsung searching dan ditemukan website pemdesbokoharjo. id/first/artikel/98.

Dalam artikel ini, keadaan sosial menjadi fokus yang dibaca, ternyata di wilayah ini, hampir 95% penduduknya memeluk agama Islam. Mata pencaharian yang paling banyak sebagai buruh tani, urutan kedua dan ketiga pedagang/wiraswasta dan petani. Dari keseluruhan, Desa ini sudah cukup berkembang. Dan semoga terus berkembang.

Sekarang persoalannya dimana ? Kiranya judul diatas, cocok untuk menggambarkan keadaan penulis saat ini. Setetes Air di Tanah Gersang. Gersang dengan ide dan bahan tulisan. Entah apa yang pada akhirnya bisa menulis hal ini. Semoga bermanfaat.