Ibu dan Tahu
Sudah lama saya tak mendengar celoteh Ibu. Biasanya, Ibu berceloteh dari pagi sebelum berangkat ke pasar dan sesudah pulang dari pasar. Isi celotehan Ibu kadang menggelikan. Saya dan adik-adik sering tertawa terpingkal-pingkal. Dari cerita Mak Maerah penjual pindang tetel, Mak Sikus penjual terong, dan Mak Taryumi penjual empon-empon.
Suatu hari, Ibu meceritakan kisah hidup Mak Taryumi yang pernah ditipu oleh karyawannya. Hasil panen tanaman empon-empon telah habis dijual dan uangnya dibawa lari. Padahal rencananya hasil panen tersebut akan diberikan ke anaknya untuk membeli laptop. Anak kedua beliau kebetulan butuh laptop untuk menyelesaikan skripsi. "Beri kesabaran Gusti, buat Mak Taryumi". Celetuk adik bungsu saya.
Ternyata, Ibu saya pencerita yang handal. Cerita yang disampaikan Ibu bisa membius kami. Kami ikut terenyuh ketika mendengarnya. Tak sabar menunggu cerita selanjutnya. Ah, seperti sinetron saja.
Namun, ada kisah yang lebih penting dari yang disampaikan Ibu. Yaitu, kisah hidup Ibu sendiri. Tiga puluh tahun Ibu membersamai Bapak mengelola perusahaan tahu. Dari tahu itu, anak-anaknya bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Ibu dan tahu tak bisa terpisahkan. Mengapa saya bisa berkata demikian? Ibu saya tidak pernah punya hari libur. Bahkan lebaran haji pun tetap berangkat ke pasar. Kata beliau "sayang sekali jika tahu yang sudah dibuat tidak dijual."
Dari Ibu, saya bisa melihat perempuan yang mencintai pekerjaanya. perempuan tangguh bukan pengeluh. Perempuan hebat tanpa sambat. Meskipun pernah sesekali beliau mengatakan "Ayo, pijit kaki Ibu". Semoga Allah SWT senantiasa memberi kesehatan untuk Ibu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih, Pak. Salam literasi kembali.