Aku Bukan Anak Bodoh Eps 7 (Tantangan menulis hari ke-13)
"Nanti belajarnya di temenin ibu ya, maaf selama ini ibu jarang nemin Rena belajar. Mulai nanti malam ibu akan nemenin Rena belajar."
"Iya Bu" jawab Rena senang, sambil tersenyum kepada ibu.
Aku bahagia sekali akhirnya ibu kembali mau menemaniku belajar. Semoga tidak hanya malam ini tetapi berlanjut ke malam-malam berikutnya. Batinnya
Renata tiduran di kamarnya. Ia teringat kembali malam itu. kejadian beberapa bulan yang lalu. Kejadian yang benar-benar merubah hidupnya.
Ketika itu ia sedang belajar di kamarnya tiba-tiba ia mendengar ayah dan ibunya bertengkar dan saling berteriak. Prank dan diikuti suara barang pecah terbanting. Rena terperanjat kaget. Selama ini ayah dan ibunya tak pernah bertengkar sehebat ini. Rena mengintip di balik pintu kamarnya ibunya menangis terduduk di lantai dan di sebelah nya berhaburan barang dan pecahan vas dan piring. Ibu menangis, ayah berdiri tak jauh dari situ terlihat acak-acakan.
"Ayah sudah habis kesabaran bu, ayah tidak bisa lagi memaafkan ibu!" Bentak ayah dengan keras kepada ibu. Tangis ibu semakin kencang.
"Ayah semua tidak seperti yang ayah pikirkan"jawab ibu sambil menangis
"Ibu masih membela diri hah,, bukti-bukti ini sudah cukup mengungkapnya bu" nada ayah semakin kencang tiba-tiba iya mengambil tumpukan piring dan membantingnya di sebelah ibu.
Prankk
"Ayah" ibu menjerit ketakutan sambil memegangi kepalanya.
Renata melihatnya dengan badan gemetaran iya takut ayah dan ibunya terluka. Ia mendekap mulutnya agar jerit tangisnya tak terdengar oleh orangtuanya. Ia ingin menolong ibunya tetapi takut dengan amarah ayah. Selama ini ayah penuh kasih sayang tak pernah membentak-bentak ibu dan dirinya. Kali ini ia benar-benar melihat sosok ayah berbeda dari biasanya.
"Ayah sudah memutuskan keluar dari rumah ini" bentak ayah lagi ke pada ibu.
Ayah masuk kamar dan tak lama membawa tas yang telah berisi barang dan pakaiannya.
"Ayah jangan pergi"pinta ibu sambil memegang satu kaki ayah. Rena tak kuasa melihatnya dan secara sepontan lari memeluk ayah.
"Ayah Rena sayang ayah, hiks hiks ayah jangan pergin hiks hiks" pinta rena memelas diantara tangisnya yang tak terbendung lagi.
Ayah memandangku dan melepas pelukanku. "Rena kamu di rumah menemani ibu ya, nanti ayah akan jemput kamu"
"Tidak mau, ayah Jangan pergi disini saja hiks hiks, Rena janji Rena akan rajin belajar dan selalu jadi anak baik hiks hiks"ku eratkan pelukku lagi berharap bisa mengurungkan niat ayah untuk pergi. Tetapi tenagaku tidak sekuat ayah. Dengan mudahnya ayah melepas pelukku.
"Rena harus nurut ayah mengerti!" bentak ayah kepadaku, melepas pelukku dan mengibaskan tangan ibuku. Aku dan ibu menangis menjerit sejadi-jadinya.
"Ayah, ayah, ayah" ku teriaki terus ayah agar ia mau mengurungkan niatnya.tetapi ayah tak kembali ia terus berjalan keluar dan membawa mobilnya keluar dari halaman rumah. Aku berlalu dan ingin mengejar ayah. Tetapi ibu menangkapku, menangkap dan memelukku.
"Ibu ayah besok pulangkan?" Ibu tak menjawab pertanyaanku
"Ibu ayah marah sama Rena ya? Bu ayah sudah tak sayang lagi kepadaku ya?" Ibu tetap membisu sambil terisak dalam tangisnya.
"Rena masuk kamar lanjutin belajar, nanti ibu temenin tidur" perintah ibu kepadaku sambil menyeka air matanya.
"Ibu" masih banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan kepada ibu tetapi ibu malah mendorongku masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar. Aku menangis sendiri di dalam kamar sambil menanti ibu masuk kamar intuk menemaniku tidur. Tetapi tak kunjung datang hingga aku tertidurtdalam tangistsendirian. Semenjak malam itu hari-hariku menjadi suram. Tanpa kasih sayang ayah dan perhatian ibuku.
Cekrek,, suara pintu membangunkan Renata dari lamunannya. Ibu masuk ke kamar dan mendekatiku duduk di pinggir tempat tidur.
" kok melamun kenapa?. Kangen ayah ya" ibu menatap Rena sambil mengelus-elus kepala Rena.
Rena hanya menganggukkan kepalanya.
Bagaimana mungkin aku tak kangen ayah, sudah 4bulan lebih aku tak bertemu ayah. Batinnya
"Nanti malam ada kejutan buat Rena. Rena sekarang istirahat dulu"
"Kejutan apa bu?" Jawabku penuh semangat sambil duduk menghadap ibu"
Bersambung,,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar