Elis Setyowati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar dari Suatu Kejadian (tantangan menulis hari ke 38)

Belajar dari Suatu Kejadian (tantangan menulis hari ke 38)

Syok rasanya mendengar berita siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman terseret arus banjir di Sungai Sempor, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada saat kegiatan Pramuka susur sungai, Jumat (21/2/2020), sekitar pukul 15.30 WIB. Tak nanggung-nanggung jumlah yang terseret hingga ratusan siswa. Sampai saat ini korban yang dinyatakan meninggal sudah 6 orang.

Menurut saya, ini kejadian yang luar biasa. Bagaimana tidak, dimusim hujan seperti ini, mengadakan kegiatan menyusuri sungai sangat beresiko tinggi. Apala sungai di daerah pegunungan. Entahlah apa yang menjadi dasar panitia mengagendakan kegiatan susur sungai ini.

Dari kejadian ini saya teringat sewaktu saya SMA dulu. Waktu itu saya kelas 10 SMA mengikuti perkemahan di pantai Kondang Merak daerah Malang Selatan. Pembina mengagendakan kegiatan jalan-jalan ke pantai Balekambang yang letaknya kurang lebih 1km dari pantai kondang merak. Untuk menuju ke pantai Balekambang kita harus menyebrangi sungai dan melewati hutan belantara.

Sebelum melaksanakan agenda ini, pembina menugaskan panitia yang terdiri dari kakak-kakak kelas 11 dan 12 untuk mensurvey keamanan Medan. Ketika itu para panitia melaporkan jika Medan aman. Berangkatlah kita menjelajah hutan untuk menuju ke pantai Balekambang.

Ketika sampai di sungai tidak ada alat menyebrang otomatis kita disuruh untuk menyebrang sungai secara langsung denga memegang tali yang telah di pasang melintang.

Sampai di sini tidak ada masalah baru setelah pembina menyebrang untuk melihat kedalaman hampir saja tenggelam karena sungai sangat dalam kira-kira sekitar 3 meter. Jika di lanjutkan maka sangat berbahaya bagi peserta. Akhirnya pembina menggagalkan jelajah ini. Semua peserta dan panitia diminta untuk kembali ke basecamp.

Sesampai di basecamp saya melihat pembina mengintrogasi panitia bagaimana mungkin bisa seceroboh itu. Mengatakan Medan aman padahal sangat membahayakan nyawa. Panitia pun menjelaskan ketika survai air sungai tingginya hanya selutut. Ternyata ketika survay air laut dalam keadaan surut sehingga air sungai sangat dangkal.

Dari sini kita bisa belajar bahwa peran pembina sangat penting. Mengingat kegiatan Pramuka panitianya adalah kakak-kakak tingkat yang usianya bisa di bilang belum dewasa. Sehingga pembina lah yang harus jeli mana kegiatan yang bisa kita lakukan dan mana kegiatan yang tidak bisa. Mana kegiatan yang aman dan mana kegiatan yang dapt mengancam nyawa.

Dalam memilih agenda kegiatan tentunya tidak hanya sekedar seru-seruan dan menantang, tetapi yang utama adalah kemanannya dan juga esensi dari suatu kegiatan itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post