Dewasa ini kita jarang sekali menjumpai anak-anak jaman sekarang memainkan permianan tradisional. Nampaknya permainan tradisional mulai ditinggalkan. Beberapa permainan tradisional yang dulu pernah berjaya di jamannya ekrang sudah tak ada bak hilang tertelan bumi. Hal ini bukan karena mereka tidak menyukai tetapi ada beberapa alasan yang menyebabkan mereka meninggalkannya.

Ada 3 faktor yang menyebabkan permianan tradisional ditinggalkan menurut Endi Aras pendiri gudang dolanan, pendiri sebuah komunitas sekaligus kolektor permainan anak tradisional.

(1) pertama tidak adanya lahan tempat bermain. Lahan yang dulu bisa dipakai untuk bermain sekarang telah berubah menjadi bangunan-bangunan dan gedung bertingkat, ruko, perumahan dan pergudangan lainannya.

(2) kedua transformasi informasi tentang permaian anak tradisional dari orangtua ke anak terputus. Artinya banyak orangtua yang tidak memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anaknya.

(3) masuknya permainan modern dan gawai yang tengah banyak merenggut perhatian anak-anak Indonesia.

Menurut Endi bahwa permainan modern buatan pabrik punya riset dan dana tersendiri untuk memonopoli pasar mainan anak, hingga menggeser permainan anak tradisional diujung kepunahan.

Dari alasan-alasan di atas sudah sepantasnya sekolah menjadi salah satu tempat untuk melestarikan permainan-permaian tradisional.

Entah dimainkan ketika jam olahraga ataupun permainan tradisional digabungkan dalam pembelajaran. Entah menjadi alat atau media embelajaran. Yang jelas tetap tak meninggalkan ciri khas dan karakter dari permainan tersebut.