Persahabatan Ulat dan Semut Part 2 ( Tantangan menulis hari ke 39)
Ulat menggelengkan kepalanya. Semut semakin cemas melihat ulat. Ia khawatir jika ulat sakit. Dan tidak bisa bermain lagi dengan dirinya. Ia mendekati ulat.
"Ulat bicaralah, ceritakan kepadaku apa yang terjadi. Apakah aku telah berbuat salah kepadamu hingga kau marah kepadaku" ulat masih saja diam. Semut semakin khawatir apalagi ketika melihat mata ulat yang sayu.
Semut merasa sedih dengan kondisi ulat. Keesokan harinya ia kbali menemui ulat.
"Ulat!!" Ucap semut sambil memandangi kondisi ulat. Semut melihat badan ulat tertutup benang-benag halus. Dan sudah hampir merata seluruh tubuh ulat.
"Bukankah ini kepompong, berarti sahabatku ulat akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Ulat aku bahagia jika kau akan berubah menjadi kupu-kupu. Tetapi ku harap persabatan kita tak putus di sini. Semoga setelah kau berubah menjadi kupu-kupu kau tetap mengingatku sebagai sahabatmu."ucap semut kepada ulat.
"Ulat selama engkau mulaimenjadi kepompong aku akan menjagamu" semut berjanji untuk menjaga ulat selama ia menjadi kepompong. Ia tak ingin jika sahabatnya selama jadi kepompong diganggu oleh hewan lain apa lagi menjadi santapan mereka.
Begitulah janji semut. Ia pun menepati janjianya. Hampir 24jam ia menjaga semut. Sesekali ia meninggalkan semut hanya untuk mencari makan. Setiap hari ia mengajak ulat untuk mengobrol. Ia sadar bahwa ulat tak mungkin menjawab ucapannya tetapi ia terus berharap jika ulat kan mengingatnya ketika ia menjadi kupu-kupu nanti.
"Ulat lihatlah di atas pohon ini ada sarang lebah. Aku sangat bersyukur karena berarti aku tak perlu jauh-jauh mencari makan. Setiap hari aku memakan tetesan madunya yang jatuh di dahan sebelah kita ini. Kamu tau rasa madunya sungguh sangat nikmat.Tentu saja kamu akan sangat menyukainya ketika engkau menjadi kupu-kupu kelak.
Ulat aku tak sabar menantikan mu menjadi kupu-kupu. Pastinya kau akan terlihat gagah dengan sayap-sayap indahmu. Meski akhirnya aku harus merelakanmu terbang jauh dan meninggalkanku disini" tak terasa semut meneteskan air mata. Membayangkan betapa sedihnya ia di tinggalkan sahayanya tercinta. Berat baginya untuk menerima kenyataan ditinggalkan kupu-kupu sendiri di sisni.
Hari ini hujan turun dengan lebatnya semut berlindung di dalam lubang kecil yang ada pada batang pohon. Angin begitu kencang berhembus. Tak luput menggoyang-goyangkan kepompong sahabatnya. Ia memandangi kopompong itu dengan harap-harap cemas. Ia berharap kepompong tak terbawa angin. Kepompong terus bergoyang tertiup angin. Tuhan lindungi sahabtku. Doanya di tengah hujan badai ini.
Syukurlah hujan tak lama reda. Hembusan angin pun Anginpun berlahan mulai bersahabat.
Kali ini cuaca sangat cerah. Semut berharap kempompong bisa segera menjadi kupu-kupu. Benar saja semut melihat kepompong berlahan terbuka. Dan menyembulkan kupu-kupu cantik berwarna merah dan hitam. Semut begitu tabjub melihat sahabatnya yang telah menjadi kupu-kupu.
"Ulat selamat engkau telah berubah menjadi kupu-kupu yang cantik" ucap semut kepada kupu-kupu
Sambil mengepakkan sayapnya kupu-kupu memandangi semut dengan tatapan bertanya " siapakah kau"
"Aku semut sahabatmu sewaktu engkau masih menjadi ulat" jawab semut
"Maaf aku tak mengingatmu" jawab kupu-kupu lalu berlalu dan terbang menuju bunga-bunga untuk menghisap nektar.
Bersambung,,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
He he
Jadi sedih karena semut yang baik hati ditinggal begitu saja oleh ulat/kupukupu yang sangat dicintainya....