Elis Setyowati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Please Stop Body Shaming (Tantangan menulis hari ke-14)

Kata body shaming rasanya tidak asing di telinga kita akhir-akhir ini. Pembahasan tentang body shemingpun bertebaran di mana-mana, baik di media cetak maupun elektronik. Apa sih body shaming itu? Secara sederhana bisa kita artikan sebagai bentuk seseorang mengomentari bentuk fisik orang lain yang cenderung mengarah negatif.

Anak ini cantik sekali!

Kalimat ini kadang secara spontan meluncur begitu saja dari mulut kita. Terucap kita bertemu dengan anak cantik, imut nan menggemaskan. Pernahkah kita lihat perubahan mimik anak tersebut ketika kita mengucapkan kepadanya?

Anak yang mendengar pujian atau kata-kata positif dari orang lain secara spontan akan merasa bahagia. Ia akan merasa senang dan memicu rasa lebih bersemangat pada dirinya. Dan tentu saja begitupun sebaliknya.

Kamu jelek ya!

Kamu dekil sekali!

Anak ini kurus ya!

Kamu tambah gendut!

Kulit kamu hitam sekali!

Hidungnya hilang kemana?

Anak ini giginya tongos!

Kira-kira kalimat mana yang pernah terlontar dari mulut anda? Entah di sengaja atau tidak, entah itu bertujuan untuk candaan atau serius. Nyatanya kalimat-kalimat di atas adalah termasuk bentuk body shaming. Kalimat-kalimat ini sepertinya sangat sepele tetapi bagi korban body shaming dampaknya sangat luar biasa terutama pada mentalnya.

Suatu hari murid saya menjadi sangat pendiam. Ia tidak mau lagi maju ke depan kelas. Hanya karena dia dibilang gendut oleh teman-temannya.

Ada anak yang tidak mau membaca dengan lantang hanya karena dibilang suaranya seperti nenek-nenek.

Seorang anak tidak terlihat murung dan cenderung menundukkan mukanya hanya karena dibilang mukanya jelek.

Mungkin sepele tetapi dampaknya luwar biasa. Untuk memulihkannya pun tidak mudah. Saya selaku guru harus bersusah payah memotifasinya untuk kembali percaya diri. Dan tentunya ini membutuhkan proses yang tidak sebentar.

Oleh sebab itu, mari kita stop body shaming! Berusaha ucapkan kata-kata negatif menjadi kata-kata positif. Selalu motifasi dan yakinkan pada korban bahwa apa yang kita miliki adalah pemberian dari Ilahi. Yakinkah padanya bahwa tidak ada yang salah pada fisiknya. Dan yakinkan tidak ada manusia yang tercipta sempurna.

Surabaya, 28 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul, Bu! Sebaiknya sejak dini tanamkan pada anak tentang saling menyayangi sehingga anak terhindar dari katakata yang bersifat destruktif

28 Jan
Balas

Iya betul Bu,, pondasinya dikuatin ya biar Ndak gampang frustasi

28 Jan

Sip. Kita terkadang juga melakukan "body shaming" pada diri sendiri, misal waduh aku semakin gendut...hehehe.Barakallah

28 Jan
Balas

Wkwkw,, betul Bu lika dan akhirnya merasa kurang PD jika di depan umum

28 Jan

Sipp

28 Jan
Balas

Makasih Bu Erniati

28 Jan

Mantullll... Mantap betul gaes

29 Jan
Balas

Terimakasih bapak M. Abdul Aziz

29 Jan



search

New Post