Bukan Mental Pengemis (17)
Di sebuah rambu lalu lintas, bolak balik seorang wanita menawarkan dagangannya, minuman dingin berupa leminerale dan juga teh botol. Badannya kurus, hitam coklat saking seringnya terkena panas matahari.
Tiada berhenti, berjalan terus mencari yang mau membeli. Dari guratan wajahnya, tak terlihat keletihan. Berusaha dan terus berusaha, agar rejeki datang padanya. Dalam pikiranku, dengan minimnya barang yang dijual, akankah pembeli tertarik untuk menghampirinya. Namun, Allah telah menjamin rezeki bagi mahluknya yang tiada putus asa. Rejeki itu pasti datang.
Seorang bapak, dengan rasa asihnya, ingin memberi wanita tersebut karena dikira-kira peminta. Namun bukan ...ia adalah penjual minuman dingin. Agar Si ibu berbahagia, dibelinya jualan si Ibu, uang kembalian tidak usah dikembalikan...begitu kata Si Bapak. Si Ibu adalah wanita yang tegar, bukan bermental pengemis...walopun badannya penuh keterbatasan, kedua tangan tiada. Padahal kalau ia mau bisa saja dengan menjadi peminta-minta, namun tidak ia lakukan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wanita hebat, sementara banyak orang yg secara fisik sehat tapi bermental pengemis. Keren Bu, sukses selalu
Njih Pak, betul...terimakasih....salam sehat dan sukses juga buat Pak Rochadi
Masyaalloh, cerita yg menginspirasi bu, keren, salam literasi
Alhamdulillah.. baru belajar...masih amatiran...maturnuwun Bund...salam sehat selalu...