Sore, Jumat ini Bu Nina membuka warungnya. Sambil membersihkan ruangan dan halaman warung, Bu Nina melihat tukang sol sepatu /sandal lewat di depannya. Segera saja Bu Nina, memanggilnya. " Pak Sol kesini, sambil melambaikan tangannya". "Kebetulan sekali tukang sol datang", batin Bu Nina. Bu Nina, sudah membeli sandal dengan harga mahal, tetapi tidak bertahan lama. Kemudian Bu Nina, membeli yang baru, kali ini dengan harga yang murah. Daripada mahal cepet rusak, lebih baik murah. Nanti kalo sering ganti tidak masalah, karena tidak mahal. Eh...baru dipakai, berjalan beberapa langkah, sandalnya sudah langsung rusak, lemnya tidak melekat.

Bu Nina kemudian berpikir, nantilah kalo sudah ada waktu sandalnya diperbaiki ke tukang sol. Alhamdulillah, tiada dinyana tukang sol datang. Harapannya dikabulkan Allah. Ditanyakan berapa harga memperbaiki sol sandal satunya. "Lima belas ribu rupiah" jawab tukang sol. Sepuluh ribu saja, nanti saya mengsolkan 4 sandal, tawar Bu Nina. "Baiklah", kata tukang sol. Segera Bu Nina mengambil sandal dan tukang sol langsung bekerja.

Selang beberapa menit tulang sol berhenti. Ia minta ijin untuk melaksanakan sholat Asar di Masjid. Ternyata, tukang sol orang yang rajin beribadah dan tepat waktu. Kemudian Bu Nina banyak mengobrol, aslinya dari Bogor dan mengontrak. Setiap harinya Ia berkeliling mencari rejeki dengan menjadi tukang sol. Ibrah dari tukang sol, carilah dunia dengan tidak melupakan akherat.