Elizabeth Tjahjadarmawan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembelajaran Kimia Kontekstual Berbasis Industri di PT Indofood Sukses Makmur

Pembelajaran Kimia Kontekstual Berbasis Industri di PT Indofood Sukses Makmur

Langit biru cerah di pagi hari itu membuat hati semakin bersemangat melaksanakan kegiatan yang akan segera dikerjakan. Saya bersama dengan 120 murid kelas 11 IPA bersiap berangkat menuju lokasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang ada di Paal 10 Kota Jambi. hampir sepuluh mobil angkot berwarna merah sudah tiba di halaman sekolah. Mobil angkot kamisewa unutk membawa rombongan ke tempat lokasi yang berjarak sekitar 30 menit perjalanan. Saya melihat wajah-wajah bahagia dan antusias hendak menikmati perjalanan dan kunjungan eduwisata pada hari itu. Setelah semua murid lengkap hadir dan selesai mengabsen akhirnya kami berdoa bersama sebelum berangkat.

Saya yakin pembelajaran yang akan kami laksanakan ini akan menjadi pembelajaran bermakna sepanjang hayat yang akan diingat dan menjadi bibit untuk diimplementasikan dalam kehidupan nyata kelak. Pembelajaran apakah? Pembelajaran sains yang bukan hanya teoretis, berdiri tegak di depan papan tulis dengan setumpuk latihan soal, guru menerangkan dan siswa duduk diam, mendengar, mencatat, dan begitu seterusnyakah? Tidak. Melainkan pembelajaran kontekstual, real context, real world, yang akan mmebuat sains menjadi hidup, bernyawa, karena menyentuh aspek-aspek yang dekat dengan aktivitas kehidupan sebenarnya, dalam hal ini adalah ranah industri sebagai bagian dari masyarakat di sekitar kita. Berikut adalah pengalaman pembelajaran kimia secara kontekstual berbasis industri yang saya lakukan di SMA Xaverius 1 Kota Jambi bersama murid saya.

Pembelajaran kontekstual sudah sejak lama dikembangkan oleh John Dewey sejak tahun 1916. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengkaitkanmateri pembelajaran yang sudah dipelajari siswa dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu menghubungkan dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja. Pada pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen kegiatan utama pembelajaran yakni: kontruktivisme, bertanya, menyelidiki dan menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, danpenilaian autentik (Joyce, B. & Weil, M, 1996).

Inti proses pembelajaran kontekstual adalah bersifat kontruktivisme yaitu siswa mengkonstruksipemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar padapengetahuan awal melalui proses interaksi sosial sehingga pembelajaran harus didesain agar siswa mengkonstruksi pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Dengan demikian siswa diberi tantangan untuk mengamati atau menyelidiki suatu proses dengan menggunakan keterampilan berpikir kreatif, siswa mengajukan pertanyaan dalam suatu masyarakat belajar atau kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah sehingga siswa menemukan sendiri (inquiry) suatu pengetahuan yang sedang dibangunnya. Bentuk tantangan agar siswa belajar secara kontekstual bisa berupa pengamatan langsung terhadap suatu proses yang disebut pemodelan lalu siswa bisa meniru, berlatih, menerapkan pada situasi lain, danmengembangkannya. Bagian akhir dari pembelajaran kontekstual adalah refleksi yaitu berpikir tentang apa yang telah dipelajari baik berupa evaluasi atau instropeksi terhadap kegiatanbelajar yang telah dilakukan.

Pembelajaran kimia kontekstual telah diteliti selama lebih dari 15 tahun oleh Hofstein dan Miri (2010) yang bekerjasama dengan industri yang relevan dengan materi kimia yang sedang diajarkan kepada siswa SMA serta hasilnya siswa dapat menerapkan materi pelajaran di tengah masyarakat dengan terampil. Melalui pembelajaran kontekstual, siswa akan memahami bahkan mengalami secara langsung pembelajaran bermakna yang diingat sepanjang hayat (longlife education) serta dapat diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia nyata (Hanafiah dan Cucu, 2009).

Bagaimana melaksanakan pembelajaran kimia kontekstual berbasis industri? Berikut adalah contoh pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan di SMA Xaverius 1 Kota Jambi.

Tahap awal proses pembelajaran adalah siswa mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya sendiri melalui interaksi sosial dengan cara pengamatan dan penyelidikan langsung di lokasi industri. Untuk materi kimia bab kinetika reaksi kimia dan kesetimbangan kimia di kelas 11 IPA siswa belajar di lokasi pabrik Indofood Sukses Makmur yang berada di kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Pabrik ini memproduksi mie instan mulai dari bahan mentah hingga produk jadi. Pada tahap berikutnya, siswa akan menggunakan keterampilan berpikir kreatif untuk mengajukan pertanyaan dari hasil pengamatan terhadap proses produksi mie instan yang berjalan efektif, efisien, dan ekonomis dikaitkan terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Tanya jawab dilakukan dalam setiap kelompok yaitu antara siswa-siswa dan siswa-tutor ahli dari pabrik. Tahap ini adalah tahap masyarakat belajar. Pada kesempatan tanya jawab, tutor ahli dari pabrik memberikan suatu pemodelan berupa produk mie instan yang memenuhi quality control dan yang tidak memenuhi quality control sebagai tantangan bagi siswa bagaimana menyelesaikan suatu masalah sederhana yang sedang terjadi pada proses pembuatan mie instan. Siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Pada tahap akhir proses pembelajaran dilakukan penilaian autentik. Guru memberi penilaian terhadap produk dan kinerja siswa yang ditulis dalam bentuk brosur yang akan dipresentasikan siswa di kelas. Brosur berisi ide siswa bagaimana menyelesaikan tantangan dari tutor ahli dari pabrik yaitu menciptakan mie instan yang memenuhi standar quality control dilihat dari aspek faktor penentu laju reaksi yaitu pengaturan suhu pencampuran bahan mentah mie, penggorengan mie, pengaturan konsentrasi bahan mentah mie, faktor pengadukan bahan mentah mie, dan penggunaaan katalis untuk mempercepat reaksi kimia sehingga proses pembuatan mie berlangsung efektif dan efisien. Brosur hasil karya siswa yang berisi ide proses pembuatan mie yang memenuhi quality control dikirimkan kepada tutor ahli dari pabrik untuk dievaluasi. Di sini siswa mendapat kesempatan untuk menumbuhkan kompetensi global yaitu kreatifitas dan produktifitas dalam berkarya untuk dishare kepada public (pihak pabrik) setelah mengamati dan menyelidiki obyek nyata di lokasi pabrik. Kegiatan belajar ini merupakan pengalaman belajar bermakna yang diingat siswa sepanjang hayat (longlife education) sebagai bekal menghadapi era pasar bebas ASEAN yang memerlukan kualitas SDM yang kreatif dan produktif.

Sebagai guru perlu melibatkan masyarakat sebagai salah satu sumber belajar. Dalam hal ini peran masyarakat dalam pembelajaran kimia kontekstual berbasis industri menumbuhkan kompetensi global pada siswa SMA karena siswa belajar langsung di dunia nyata melalui pengamatan, penyelidikan, dan pemodelan. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan untuk dilatih berpikir kreatif dan melahirkan karya (produk) yang bermanfaat bagi masyarakat. Kreativitas dan produktivitas adalah kompetensi yang perlu dibekalkan pada lulusan agar mampu bersaing di era pasar bebas ASEAN.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hatur nuhun bu Yuyu. Salam semangat selalu

05 Mar
Balas

Hebat bu. Pasti siswa sangat berkesan. Salam hangat selalu

05 Mar
Balas



search

New Post