Aisyah (3) Tantangan Menulis Hari ke-80
Hari-hari Aisyah menjadi tidak berarti. Hidupnya menjadi hambar. Saat Husein datang menemuinya, Aisyah tidak mau menampakkan batang hidungnya. Seribu alasan disampaikan pada Bunda agar dia tidak menemui Husein. Sampai pada suatu hari Aisyah mendapatkan kabar bahwa perempuan yang bersama Husein adalah pacar pertama Husein. Nadya namanya, perempuan yang pertama kali mengisi hati Husein. Mereka teman satu kelas di jurusan ekonomi. Mulai menjalin hubungan pada semester awal. Namun dua tahun kemudian Nadya harus pindah ke Australia bersama keluarganya. Setelah berpisah empat tahun, kini Nadya kembali.
Tolong lepaskan Husein demi kebahagiaan mereka.
Isi pesan terakhir dari seseorang tak dikenal ini semakin membuat hancur hati Aisyah. Untuk memastikan kebenaran berita tentang Nadya, Aisyah pun mencari informasinya. Sayangnya, semuanya benar. Sejak saat itu, Aisyah mulai menghindar dari Husein.
“Aisyah!” panggil Husein perlahan saat Husein berhasil menemukan Aisyah di perpustakaan kampus.
Aisyah terkejut dipanggil seseorang yang sudah tidak asing lagi suaranya. Dia langsung berusaha melarikan diri, namun tangan Husein yang kekar sudah menangkap tangan Aisyah, berusaha menahan Aisyah pergi.
“Ada apa Aisyah, kenapa selalu menghindar dari kakak?” tanya Husein penuh tanda tanya. Hatinya sudah rindu melihat senyum manis tunangan yang disayanginya itu. Tapi Aisyah diam seribu bahasa. Hanya matanya yang berkaca-kaca yang menandakan ada sesuatu yang tidak beres.
“Adek, katakan ada apa? Jangan diam saja. Kakak tidak bisa hidup seperti ini, jauh dari Adek,” ucap Husein dengan mata ikut berkaca-kaca. Beberapa orang yang berada di sekitar mereka saling berpandangan mendengar ucapan Husein. Saat Husein menyadarinya, dia mengajak Aisyah bicara di luar. Tapi Aisyah menolaknya. Akhirnya Husein mengalah, dia tetap di sana menunggu Aisyah bereaksi.
“Adek..” bisik Husein.
Aisyah tidak berdaya berdekatan dengan Husein, lelaki yang disayangi dan dirindukannya. Air matanya mulai berlinang.
“Adek.. kakak mohon..” Husein semakin tak kuasa melihat pujaan hatinya meneteskan air mata.
Mereka diam, dalam kesedihan masing-masing. Tatapannya dingin, sedingin buku-buku yang tertata rapi di rak yang tak pernah tersentuh pengunjung perpustakaan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar