Aisyah (5) Tantangan Menulis Hari ke-90
Sudah seminggu dari pertemuan terakhir dengan Husein, Aisyah lebih banyak menghabiskan waktu di kamarnya, menyendiri. Tentu Bunda heran dengan perubahan sikap putrinya.
“Sayang, tolong buka pintunya. Bunda mau bicara,” kata Bunda dengan lembut. Hatinya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya.
Pintu kamar terbuka perlahan. Aisyah mencoba menetralkan ekspresi wajahnya. Tapi naluri seorang ibu tidak bisa dibohongi.
“ Aisyah sayang, kamu tidak apa-apa?” tanya bunda.
Tiba-tiba Aisyah memeluk bunda dengan erat. Tangisnya pecah tidak tertahankan lagi. Bunda menjadi bingung. Diusapnya rambut Aisyah yang terurai. Bunda berusaha tenang. Hatinya ikut sakit, meski belum tahu apa yang terjadi dengan putri kesayangannya.
“Bunda.. Aisyah putus dengan kakak Husein,” ucap Aisyah setelah tangisnya sedikit reda.
Terhenyak hati Bunda. Ada apa ini?
Aisyah pun menceritakan kejadian yang menimpa dirinya dan Husein. Bunda pun ikut shok. Lelaki yang akan dititipkan putri tersayangnya ternyata telah mengkhianatinya.
“Sabar, ya sayang. Semua ini pasti ada hikmahnya,” ucap Bunda berusaha menenangkan putrinya. Dan ajaibnya, ucapan serta belaian Bunda selalu berhasil membuat hati Aisyah tenang.
“Biar Bunda yang bicara dengan Ayah bagaimana baiknya. Mungkin Ayah juga nanti harus bicara dengan pak Broto kalau pernikahan ini harus dibatalkan.”
Aisyah tetap diam di pelukan Bunda. Dia pasrah dengan apa yang akan dilakukan orang tuanya. Setelah semua permasalahannya diceritakan, kini hatinya sudah tenang, mulai bisa menerima kepergian Husein.
Beberapa hari setelah pembicaraannya dengan Bunda, senyum Aisyah kembali hadir menghiasi wajahnya yang cantik.
“Ayah.. Bunda.. tolong carikan lelaki yang pantas menikah dengan Aisyah. Pernikahan ini harus tetap dilaksanakan,” Aisyah berkata saat mereka sedang duduk santai di halaman belakang menikmati udara pagi.
Perkataan Aisyah yang tiba-tiba membuat Ayah dan Bunda kaget.
“Maksudnya?” tanya Ayah.
“Aisyah tetap akan menikah, dengan lelaki pilihan Ayah dan Bunda. Aisyah akan terima, demi nama baik keluarga,”
“Sayang, tidak perlu melakukan itu. Biarkan ini jadi urusan Ayah dan Bunda. Kami tidak ingin mengorbankan masa dapanmu,” kata Bunda sambil menyimpan cangkir teh manis yang baru diminumnya.
“Aisyah sudah mantap. Aisyah percaya dengan pilihan Ayah dan Bunda.”
Satu senyuman menyakinkan kesungguhan ucapan Aisyah.
# # #
Hari yang dinanti sudah tiba. Aisyah duduk di kamarnya dengan mata terpejam. Seorang wanita sedang merias wajahnya. Satu polesan terakhir membuat Aisyah menjadi perempuan tercantik hari ini. Kerudung putih pun dikenakan, lengkap dengan mahkota berkilauan di atasnya. Tak lupa, untaian melati dibiarkan menjuntai melengkapi riasannya.
“Aisyah, ayo keluar. Ijab kabulnya sudah selesai,” kata Kaifa, sahabat Aisyah yang kini menjadi pengiring pengantin.
Semua tamu terpukau dengan kecantikan Aisyah, sangat serasi dengan lelaki yang berdiri menunggu kehadirannya.
“Saudara Adzriel dan saudari Aisyah, kalian sudah resmi menjadi suami isteri. Semoga Allah memberi keberkahan untuk kalian berdua,” ucap penghulu yang baru menikahkan Aisyah dengan Adzriel.
Semua tamu yang hadir ikut berbahagia melihat kedua mempelai yang sudah resmi menikah.
# # #
Ting tong..
Suara bel membuyarkan lamunan Aisyah. Aisyah bergegas melihat ke cermin untuk melihat wajahnya. Khawatir ada air mata yang tersisa di kedua pipinya.
“Assalamualaikum,” seru lelaki tampan yang ada di balik pintu. Senyumnya langsung mengembang. Wajahnya yang teduh menandakan pribadi yang lembut dan penyayang. Apalagi Adzriel adalah lelaki yang sholeh, yang sejak kecil hidup dengan asuhan yang kental dengan nilai agama. Ayah dan Bunda sangat pandai memilih lelaki untuk menjadi imamku, batin Aisyah.
“Waalaikumsalam,” jawab Aisyah.
Tangannya langsung meraih tangan suaminya untuk dicium. Dibalas satu kecupan hangat mendarat di kening Aisyah. Aisyah tersenyum, hatinya langsung merasa damai dan tentram.
Tamat..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hebat,,, ternyata jago menulis neng cantik ini
Belajar ceu hj, hih...