Ella Nurlaela

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
CAHAYA HARAPAN DARI CICENDO
CAHAYA HARAPAN DARI CICENDO

CAHAYA HARAPAN DARI CICENDO

Tahun 2017, menjadi tahun yang mengawali semua cerita ini. Dimana anakku mengalami keluhan gatal-gatal di area kelopak mata, mata berair dan berwarna merah tak wajar. Mengakibatkan jika ia membaca dan menonton TV selalu ingin dekat sekali. Saya coba periksakan matanya ke dokter mata , hasil pemeriksaannya , penglihatan mata anakku tidak normal alias tidak bisa fokus dan harus rutin diberi obat tetes mata. Sejak saat itu, setiap bulan anakku suka cek mata ke dokter A di Cianjur. Selama tiga bulan berturut turut kontrol, tidak ada lagi keluhan mata yang dirasakan oleh anakku, dan aku berpikir keluhan sakitnya sudah sembuh dan obat tetes mata tidak diberikan lagi. Namun lima bulan kemudian , anakku mengalami keluhan mata lagi ,matanya merah , gatal dan kalau melihat cahaya lampu seperti ada pelangi. Sorenya ku bawa kontrol lagi ke dokter mata untuk mengetahui sakit matanya kenapa kambuh lagi. Nah, setelah di cek oleh dokter dan ku tanya sakit mata apa , jawabannya sama seperti yang lalu yaitu mata anakku tidak bisa fokus dan dirujuk harus ke RS Cicendo Bandung untuk diperiksa dengan peralatan yang lebih lengkap .

Rumah Sakit Cicendo

Berbekal keluhan diatas, yang semakin lama semakin mengganggu aktifitas anakku, Senin 5 Agustus 2017 kami memutuskan untuk membawa anakku yang berusia 5 tahunan untuk pergi ke RS Cicendo untuk cek mata . Kenapa ke Cicendo ? Karena RS Cicendo merupakan rumah sakit rujukan kesehatan Nasional.

Sebagai tambahan informasi, RS Mata Cicendo ini terdiri dari 2 Poliklinik, yaitu :

1. Poliklinik Reguler

2. Poliklinik Paviliun

Bedanya apa ? kalau Poliklinik Reguler, awalnya ditangani oleh dokter-dokter residen, sedangkan kalau Poliklinik Paviliun ditangani langsung oleh dokter spesialis. Untuk PoliReguler, kenapa saya bilang awalnya ditangani oleh dokter residen, karena di akhir pemeriksaaan, keputusan kondisi mata & obat apa saja yang akan diberikan seringnya oleh dokter spesialis .

Waktu itu aku dan suami datang sekitar jam 10, kita langsung ke bagian Poliklinik Paviliun. Disana kita akan disambut oleh petugas yang biasanya perempuan berjilbab, dia akan membantu kita dengan memijit tombol layar sentuh sampai keluar kertas nomor antrian. Karena ini pertama kali berobat, aku diberi lembaran kertas yang harus diisi. Begitu dapat nomor antrian, kita antri di depan Pendaftaran, tidak jauh dari pintu masuk tadi, kita tinggal maju lewat minimarket , lalu belok kanan.

Syarat pendaftaran untuk pasien baru, kita hanya menyerahkan :

1. Fotocopy KTP

2. Bayar uang pendaftaran Rp 200.000.

Selesai Input data oleh bagian pendaftaran, kita dikasih Kartu Berobat, warna hijau.

Sekitar 20 menit kemudian, aku dipanggil suster untuk pemeriksaan awal meliputi:

1. Tekanan Darah,

2. Berat badan,

3. Tinggi badan,

4. Test mata di alat pengukuran yang entah apa namanya

5. Test Visualisasi (membaca huruf & angka), kita masuk ke ruang Refraksi

6. Test Tekanan bola mata.

Semuanya dicek di ruangan yang sama. Jadi, kita tidak perlu kemana-mana lagi. Setelah diperiksa, kita nunggu dipanggil dokter. Karena anakku pasien baru, aku tidak tahu dokter mana yang compatible untuk kasus anak, namun kedatanganku ke RS Cicendo ini dibekali surat rujukan dari dokter A dimana aku tinggal, makanya anakku langsung ditangani oleh dokter P sesuai dengan surat rujukan. Akhirnya nama anakku dipanggil sekitar jam 2 an (Kalo dilihat-lihat, aku adalah pasien terakhir hari itu, karna ruangan Paviliun sudah kosong melompong. Yang ada cuma suster-suster dan beberapa dokter, yang belakangan akhirnya aku tahu kalau ternyata Paviliun memang tutupnya jam 2).

Bertemulah untuk pertama kalinya aku dengan dokter specialis mata anak. Begitu duduk dan mata anakku diperiksa sebentar, beliau langsung bilang spontan setengah kaget "Wah ! ini Gloukoma" Jujur aku kaget dan bingung. Whaaaaaaaat ? Glaukoma ? Jauh bener dari dugaanku sebelumnya... ( kirain ke Cicendo untuk mendapatkan alat optik/kaca mata yang lebih bagus ) kakiku langsung lemes. Belum lagi aku dimarahi oleh dokter itu karena dianggap lalai dengan membiarkan anaknya dan baru dibawa sekarang, Ya Allah......(aku begini krn dokter di tempat C tidak ngasih tahu penyakit mata apa anakku). Duuuh sedih dan bingung , karena seumur – umur baru tahu bahwa sakit mata itu banyak jenisnya, salah satunya glukoma dan harusnya di operasi itu saat anakku baru dilahirkan karena anakku termasuk sakit mata glaukoma kongential. Yaitu jenis glukoma yang disebabkan oleh faktor genetik dan terjadi pada anak-anak di usia yang masih sangat kecil. Perasaanku tidak menentu sedih, bingung ,galau kelas kakap dan kecewa sama dokter mata di C tidak memberitahukan bahwa anakku sakit Gloukoma.

Setelah diobservasi ternyata selain minus matanya tinggi juga tekanan bola matanya naik melebihi batas normal . Karena Jam Praktek di Paviliun sudah tutup, maka kita diajak dokter P untuk konsultasi dengan beliau di ruangan Lasik, bagian depan RS Cicendo. Disana kita dijelaskan faktor penyebab glukoma yang dialami anakku, intinya silent killer dan dari berbagai macam faktor, ya bakteri, ya virus yang belum tuntas di masa kecil anakku. Sampai akhirnya beliau minta aku untuk USG Mata saat itu juga. Lalu beliau memanggil dokter A untuk USG Mata anakku, karena Poliklinik Paviliun sudah "tutup" sepi dan sunyi senyap, akhirnya anak saya dibawa suster cowok ke ruangan USG Mata. Lalu saya nunggu dokter A yang katanya lagi otw ke Paviliun, beberapa menit kemudian dokter A datang (sambil ngos-ngosan) dan memperkenalkan diri dengan cepat (dan rusuh) lalu nyuruh anakku untuk tiduran dan memejamkan mata kanan. Beberapa kali periksa dengan alat USG yang dingin , dan akhirnya beliau menyudahi dengan hasil USG yang bisa kita dapat menit itu juga. Tekanan bola mata anakku sangat tinggi, mencapai 24 mmHg. Sedangkan tekanan normalnya adalah di bawah 20 mmHg . Setelah USG aku balik lagi menghadap dokter P... Lalu, solusinya beliau menyarankan untuk operasi mata anakku. Oleh dokter, anakku diberi resep obat namanya Timol dan Letress untuk menjaga tekanan bola mata agar tidak tinggi. Kalau tekanan bola matanya tinggi bisa menyebabkan syaraf matanya rusak dan menyebabkan kebutaan.

Kami diberi waktu untuk mempersiapkan tindakan (operasi) secepatnya, siap fisik dan mental terutama anakku. Selesainya pemeriksaan kami bergegas pulang, selama perjalanan tak henti-hentinya merasakan keresahan, khawatir dalam menghadapi operasi mata ini. Kami terdiam cukup lama selama perjalanan pulang. Masing-masing dari kami menyimpan rasa sambil menenangkan diri dengan keyakinan penuh bahwa semuanya adalah takdir dari Allah dan itu baik menurut ilmuNya.

Rasa penasaran begitu besar menghampiriku untuk mengetahui informasi tentang penyakit Glukoma si pencuri penglihatan, selama perjalanan kutemukan infonya mulai dari apa itu glukoma, pengalaman orang-orang yang jadi pasien Glukoma dan lain lain.

Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati – Wikipedia.

Glaukoma ada beberapa jenis:

1. Glaukoma primer sudut terbuka

Kasus ini terjadi pada usia tua. Hilangnya tajam penglihatan pada jenis glaukoma ini terjadi bertahap. Mulai dari titik buta (skotama) yang kecil hingga membesar.

2. Glaukoma primer sudut tertutup

Ini merupakan jenis terbanyak di Indonesia. Sudut bilik mata depan akan tertutup secara mendadak seperti selapis kertas yang menutupi saluran keluar dan menyumbat aliran okuos humor. Biasanya gejala klinis yang terjadi adalah :

Tajam penglihatan menurun.

Rasa sakit kepala yang hebat juga mata

Mual dan muntah

Tampak pelangi saat melihat lampu

3. Glaukoma sekunder

Jenis glaukoma ini disebabkan sudut bilik mata depan rusak disebabkan :

Kecelakaan ataupun trauma

Obat-obatan tertentu (steroid)

Tumor

Reaksi peradangan

Adanya pembuluh darah yang tidak normal

4. Glaukoma Kongenital

Kasus ini sebenarnya jarang terjadi. Biasanya ketidaknormalan ini terjadi sejak lahir. Orang tua mengenalinya bila bolamata anak lebih besar dari normal, mata tidak terlihat jernih dan keluar air mata bila terpapar sinar atau pun cahaya

Glaukoma terjadi ketika produksi cairan aqueus humor pada bola mata meningkat tidak mengalir dengan sempurna. Sehingga tekanan bola mata tinggi dan serabut saraf menjadi terjepit dan mengalami kematian. Akibatnya hubungan penglihatan ke otak terganggu dan terjadi kebutaan. Pemeriksaan mata secara teratur adalah jalan terbaik mendeteksi glaukoma secara dini. Pemeriksaan itu mencakup.

Melihat kondisi sudut bola mata dengan genioskopi

Memeriksa lapang pandang mata dengan perimeter

Mengukur tekanan intra Ocular dengan tenometer.

Menyiapkan perasaan anak dan menjelaskan kondisinya dengan berbagai dukungan keluarga

Anakku kami ajak berbicara dari hati ke hati dan menjelaskan kondisi dirinya berdasarkan diagnosa yang ditetapkan dokter.

"Nak, mintalah pada Allah. Karena Allah sang penyembuh. Ikhtiar kita adalah berusaha maksimal. Untuk hasil, biarlah Allah yang menentukan.

"Bunda ,apa aku akan buta mendadak" begitu mengalir pertanyaan dari lisannya

"Penglihatan adalah rezeki dari Allah,dan itu adalah milikNya yang tak bisa kita tunda bila Allah menghendaki untuk diambil. Sekarang,mari kita maksimalkan rezeki penglihatan ini agar saat diambil sudah banyak amalan shalih yang kita lakukan." Jawabku lirih

"Maksimalkan interaksi dengan Al-Qur'an ya Bun. Semoga bisa hafal sebelum tidak bisa membaca huruf huruf indahnya"

Ah Nak, betapa engkau masih muda. Semoga bilamana ia benar terjadi, semoga ini adalah jalan agar tak banyak maksiat yang terlihat lewat rezeki penglihatan dariNya.

Namun setelah beberapa minggu mengonsumsi obat minum dan juga rutin meneteskan obat tetes, tekanan bola mata anakku tidak kunjung turun, masih tinggi. Dokter menyarankan untuk operasi mata glaukoma di mata kirinya. Operasi pertama glaukoma di mata kiri anakku dilangsungkan Desember 2017. Operasi ini tidak bertujuan untuk mengembalikan penglihatan menjadi normal namun untuk menjaga agar tekanan tidak tinggi terus menerus. Tekanan yang terlalu tinggi bisa merusak syaraf mata. Ekspektasi kami agar anakku bisa melihat normal kembali memang tidak terlalu tinggi karena menurut dokter penyakit glaukoma ini tidak bisa disembuhkan. Kami berikhtiar untuk mencoba menyelamatkan syaraf mata yang masih berfungsi.

Ya Rabbi, tindakan operasi pada putri kami tidak menyurutkan keyakinan kami untuk berprasangka baik pada taqdirMu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen!.lanjutkan Bu!

04 Dec
Balas



search

New Post