Bersama lima puluh dua tenaga kependidikan baik formal maupun nonformal menuju negeri Gajah. Negeri Thailand ini terdiri atas 76 provinsi yang cukup banyak dibanding negeriku tercinta Indonesia 32 provinsi. Tak terasa tiga minggu kami lalui belajar kepemimpinan kepala sekolah yang inovatif, ESD (Education for Sustainable Development), revolusi industri 4.0, smart school, school health, promoting culture and the arts in school, STEM Education, sampai ke kegiatan virtual. Yang membuat kami senang mwngikuti program ini adalah variasi kegiatan yang dilakukan, seperti lecturing, srudy atau field visit, praktik atau simulasi baik online maupun offline. Selain kami memperoleh ilmu pengetahyan baik yang bisa langsung diaplikasikan maupun dalam bentuk action plans, kami juga dapat pelajaran nilai-nilai karakter seperti bersih dan antri. Mengapa saya lebih tertarik dengan dua nilai tersebut? Bersih yang semua orang senang dengan tempat yang bersih. Diawali dengan buang sampah pada tempatnya, ada tempat sampah untuk paper, glass, dan plastic. Toilet yang kering dan bersih, selalu tersedia tisu baik di luar maupn di dalam toilet. Setelah makan, disediakan tempat pembuangan sampah dengan tertulis trash bin. Tiap orang punya kesadaran yang tinggi untuk menjaga kebersihan. Selain itu, antri yang juga jadi perhatian kami. Contohnya, nunggu ojek, tuk tuk atau taxi, mereka semua antri dengan sabarnya. Mereka saling menjaga perasaan satu sama lain (tepo saliro: bahasa Jawa). Secara singkat, saya banyak memperoleh ilmu pengetahuan baik yang sudah pernah saya oeroleh untuk direfresh kembali, maupun yang terupdate, serta nilai-nilai sikap yang perlu saya secara pribadi menjaga dan tetap mempertahankannya dan secara umum dapat berbagi pengalaman yang merupakan bagian dari transfer of value ke peserta pelatihan maupun teman-teman di negeri tercinta, Indonesia. Marilah kita bersama-sama menjaga ketahanan karakter bangsa kita untuk dapat dijadikan inspirasi buat negeri lainnya. Khab Khun Kha.