Berikut adalah refleksi dari beberapa guru hebat, perwakilan guru, yang telah mengikuti kegiatan pelatihan bersamaku selama 7 hari.

Saya adalah guru yang sebelumnya mengajar di salah satu pesantren di daerah saya. Sekarang saya mengajar di salah satu sekolah menengah di daerah saya juga. Setiap saya mengikuti kegiatan pelatihan guru, saya selalu menuliskan coret-coretan atau gambar entah itu gambar wajar tutor atau fasilitator atau pun goresan tangan fasilitator atau tutor saya. Tulisan kata "BOSAN' dan sebagainya sesuai dengan yang saya rasakan pada hari itu. Notebook saya selalu ada tulisan, gambar atau sketsa. Tapi kali ini selama 7 hari mengikuti kegiatan pelatihan bersama ibu, di dalam notebook saya tidak ada tulisan, coretan apalagi gambar atau sketsa. Yang ada tips-tips dan materi yang saya perlukan dalam pengajaran dan pembelajaran.

Saya sudah mengajar selama sepuluh tahun di sekolah menengah. Dan kegiatan pelatihan ini bukan kali pertama saya ikuti. Tentunya lebih dari satu kali saya ikuti pelatihan peningkatan kompetensi guru. Mengapa di pelatihan peningkatan kompetensi guru selama 7 hari ini saya merasa agak berbeda. Setiap hari saya bersemangat untuk datang pagi-pagi dan bertemu dengan fasilitator saya. Saya merasa sedih harus selesai mengikuti kegiatan ini, ingin rasanya kegiatan ini ditambah waktunya dan mendapatkan materi baru lagi.

Saya mengajar di sekolah menengah kejuruan dimana banyak anak didik saya yang saya hadapi setiap harinya dengan berbagai masalah. Pelatihan yang saya ikuti ini bukan pertama kalinya, tetapi sudah beberapa kali saya ikuti pelatihan peningkatan kompetensi. Baru kali ini saya bisa merasa dekat dengan fasilitator dan dapat bercerita tentang permasalahan siswa yang saya hadapi sehari-hari dengan fasilitator saya kali ini. Saya merasa masih banyak lagi yang ingin saya sampaikan ke fasilitator tentang masalah saya di kelas dengan anak didik saya, tetapi waktu sudah selesai. Ingin rasanya waktu kegiatan pelatihan ini ditambah lagi karena saya merasakan selain saya mendapat materi yang saya perlukan saya juga merasakan yang berbeda dengan fasilitator saya di mana beliau bisa dekat dengan peserta, duduk bersama di dalam kelompok diskusi kami.

Awalnya saya enggan untuk hadir mengikuti kegiatan pelatihan ini. Mengapa? karena saya baru saja kembali dari Kota Banda Aceh dengan kegiatan hampir serupa. Saya tak dapat membayangkan pelatihan dua hari yang baru saja saya ikuti membuat saya capek dan lelah dengan tugas yang dituntut untuk diselesaikan oleh fasilitator. Apalagi ini, kegiatan 7 hari, alamak tak terbayang di kepala saya. Hari pertama di pagi hari saya tidak hadir, tetapi di siang hari saya akhirnya datang meskipun di siang itu fasilitator sudah membuat kelas kami dengan Window Shopping dan Gallery Walk. Saya masih belum dapat sesuatu menurut saya pada hari pertama. Alangkah senangnya pada hari berikutnya dan seterusnya saya merasakan justru rugi untuk meninggalkan ruang kelas belajar saya. Banyak hal yang saya dapatkan dengan cara penyampaian yang beda dari fasilitatornya meskipun materi itu sudah pernah saya ketahui. Saya mendapatkan kejelasan dari fasilitator tentang banyak hal. Bahkan satu hari saya dapat telpon dariu sekolah untuk hadir ada pertemuan wakil kepala sekolah, saya tidak langsung menjawab "Ya", tetapi saya minta pertimbangang lebih dulu kepada fasilitator untuk datang atau tidak. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak meninggalkan ruang belajar karena saya merasa rugi kalau meninggalkannya. Yang sangat dipertanyakan oleh rekan guru saya, biasanya saya orang yang tidak betah duduk lama di kelas pelatihan, sering keluar ruangan. Tapi saya katakan pada rekan saya kalau saya kurang sehat jadi harus duduk di kelas untuk membohongi rekan saya.

Semoga dari refleksi ini kita semua dapat mendapatkan hikmahnya dan guru-guru hebat ini bisa menginspirasi anak didiknya dan selalu memotivasi mereka untuk KEEP LEARNING!

Terima kasih dan semoga sukses semua bapak dan ibu guru hebat.