elmarika

Seiring berjalannya waktu cahaya itu semakin bersinar. Habis gelap terbitlah terang. Guru Seni Budaya dan Keterampilan di MTsN 3 Kota Padang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar Tanpa Batas Waktu

Belajar Tanpa Batas Waktu

Belajar Tanpa Batas Waktu

Tantangan Menulis Gurusiana H-61

///

Semenjak corona melanda negeri banyak orang takut keluar rumah. Sekolah pada tutup, siswa diminta untuk belajar dari rumah dengan sistim daring maupun luring. Webinar-webinar menjamur sebagai wadah menambah ilmu. Semuanya harus belajar lebih tentang IT. Banyak aplikasi yang digunakan untuk kita berkumpul lewat udara. Mau tidak mau, yang ingin pintar harus memotivasi diri untuk belajar supaya bisa. Yang malas belajar tentu tidak akan bisa, akan selalu ketinggalan dari orang lain. Kalau kita saja guru tidak mau belajar bagaimana dengan siswa yang akan kita ajar lewat udara.

Belajar tanpa batas waktu harus ditanamkan dalam lubuk hati. Rasa malas harus kita buang jauh-jauh. Memang benar banyak pengeluaran yang tak terduga dengan hal ini. Kalau mau pintar dan maju kita harus mau berkorban. Mengeluarkan uang untuk beli paket internet sangat meningkat dari yang biasanya. Semua anak belajar dari rumah mendapatkan materi dan mengirim tugas dengan menggunakan watsapp. Belum lagi yang pakai aplikasi Zoom, pemakaian paket internet lebih besar.

Di sekolah kami, para guru mengajar daring dari sekolah. Diakui banyak kami yang kurang ilmu IT. Tapi keinginan kami untuk belajar lumayan tinggi. Apa pun yang baru, semua guru antusias sekali untuk belajar, walaupun ilmu yang kami dapat pagi hilang sore, hehe begitulah kalau menuntut ilmu diusia yang agak mulai menua. Benar kata orang, “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, sementara belajar diusia dewasa bagai mengukir di atas air.”

Setelah ilmu kami dapat dari salah seorang guru, guru yang sudah bisa akan mengajarkan guru yang lain, terbagilah menjadi beberapa kelompok yang sedang belajar. Kalau diibaratkan kelas belajar ini sudah membentuk kelompok dengan memakai Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw. Semua siswa dari kalangan guru sangat aktif sekali bertanya sampai bisa.

Kadang terpikir bagi saya sebagai guru bidang studi, alangkah senangnya mendapatkan siswa yang minat belajarnya tinggi, seperti yang guru-gurunya lakukan. Apalagi kurikulum K 13, murid yang dituntut untuk aktif, tapi kenyataannya tidak, murid sekarang hanya pada umumnya selalu ingin senangnya saja, tidak mau mencari tahu lebih dari yang dijelaskan oleh gurunya. Mungkin ini disekolah saya, semoga di tempat lain tidak ditemukan murid yang malas.

Apalagi dengan pembelajaran dengan sistem daring maupun luring, kadang siswa ngambil absen saja, lalu pergi. Guru tidak akan tahu mereka pergi atau tidak, apalagi hanya lewat watsapp. Sedang pakai aplikasi zoom saja masih juga ada yang menghilang. Tapi bagi saya ada suka, ada duka yang didapat dari keadaan sekarang. Ingin padai kita harus belajar, kalau tidak ingin tidak usah belajar. Usia tidak menghalangi kita untuk belajar-belajar dan belajar.

Elmarikaspgadisdesaasamkumbang

Padang15072020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow keren. Mantap tetap semangat. Mari kita capai titik itu bersama sama agar tidak timbul kebosanan. Barakallahu fiik

15 Jul
Balas

Tks unsay, suhunya yg hebat

17 Jul

guru hebat... mantaaap..

15 Jul
Balas

Haha, siapa dulu suhunya...

15 Jul

Tetap semangat Bu, badai pasti berlalu

15 Jul
Balas

Tks bunda

15 Jul



search

New Post