Elmariyanti Marbun

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Malapeh Tradisi di Penghujung Ramadhan

Malapeh Tradisi di Penghujung Ramadhan

Di penghujung bulan suci Ramadhan, masyarakat di Barus, menyambut tradisi Malapeh dengan penuh semangat. Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu, di mana kerbau disembelih dan dagingnya dijual kepada warga untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri. Bagi kami, rendang di meja makan saat Lebaran adalah suatu keharusan, dan tanpa itu, rasanya ada yang kurang.

Pagi-pagi sekali, saya sudah bergegas menuju pinggiran sungai di Kampung Mudik. Udara masih sejuk, embun belum sepenuhnya menguap, dan suasana desa terasa begitu hidup. Di sana, masyarakat berkumpul, memilih daging terbaik untuk dibawa pulang. Saya pun ikut dalam keramaian, memastikan mendapatkan potongan daging yang pas untuk rendang istimewa keluarga.

Setelah selesai berbelanja, saya tidak langsung pulang. Bersama adek , kami memutuskan untuk menikmati keindahan alam di sekitar sungai Aek Sirahat. Airnya yang jernih mengalir tenang, seolah ikut merayakan kebahagiaan menjelang Lebaran. Kami duduk di tepi sungai, berbincang sambil menikmati semilir angin yang membawa aroma khas dari pepohonan di sekitar.

Tak jauh dari sana, berdiri megah Jembatan Alfansyuri, yang kini menjadi tempat favorit warga untuk berfoto. Masih sekitaran jembatan Alfansuri ada jembatan gantung Jembatan . Jembatan gantung ini memang memiliki daya tarik tersendiri, dengan latar belakang pemandangan sungai dan jembatan Megah Alfansyuri yang memukau. Saya pun tak mau melewatkan kesempatan ini dan segera mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan.

Saat berdiri di atas jembatan, saya melihat ke bawah, ke arah sungai yang mengalir tenang. Rasanya ada kedamaian yang sulit dijelaskan. Di seberang, anak-anak kecil bermain riang, sementara beberapa warga lainnya menikmati suasana malapeh di pagi hari yang adem Momen ini mengingatkan saya bahwa kebersamaan dan tradisi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan.

Beberapa saat setelah photo photo saya memutuskan untuk pulang. Di tangan, saya membawa daging kerbau yang siap diolah menjadi rendang, dan di hati, saya membawa kebahagiaan sederhana dari tradisi yang terus dijaga. Malapeh bukan sekadar membeli daging, tapi juga tentang merayakan kebersamaan, menikmati keindahan alam, dan bersyukur atas berkah yang diberikan.

Saya pun melangkah pulang dengan hati ringan, siap menyambut Hari Raya bersama keluarga. Lebaran kali ini terasa lebih bermakna, karena saya telah mengalami sendiri sebuah tradisi yang begitu kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan keindahan alam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post