ELOK NOFIANDANI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
TERSESAT DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

TERSESAT DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Perpustakaan adalah salah satu fasilitas yang disediakan sekolah sebagai tempat belajar dan mengeksplorasi pengetahuan. Dalam UU Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007 , Perpustakaan diidentifikasikan sebagai salah satu sumber belajar yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Perpustakaan merupakan institusi mengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan karya rekam secara profesional, sehingga memiliki fungsi yang baku untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi bagi para siswa sebagai pengguna perpustakaan. Menurut Bafadal (2009), keberadaan perpustakaan memberikan beberapa manfaat bagi sekolah, yakni: menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca, memperkaya pengalaman belajar siswa, mempercepat proses penguasaan teknik membaca, membantu perkembangan kecakapan berbahasa, dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab, memperlancar siswa dalam penyelesaian tugas-tugas dari guru, perpustakaan membantu guru untuk menemukan sumber-sumber pengajaran, membentuk siswa, guru dan staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya peran perpustakaan dalam membantu proses belajar mengajar dalam sebuah ekosistem pendidikan menjadikan perpustakaan wajib dimiliki oleh setiap sekolah, namun kenyataaannya tidak semua sekolah memiliki perpustakaan. Menurut data perpusnas, jumlah perpustakaan sekolah mulai dari tingkat Paud sampai dengan tingkat sekolah menengah atau yag sederajat kurang lebih sekitar 128.000-an unit. Dan dari jumlah itu tidak semua perpustakaan sekolah menjadi rujukan favorit bagi siswa untuk menambah wawasan. Lalu apa yang harus dilakukan oleh pihak sekolah agar perpustakaan menjadi tempat yang menarik bagi siswa untuk mencari inspirasi, informasi dan meningkatkan kemampuan literasinya?. Ada beberapa faktor yaang harus diperhatikan oleh pihak sekolah dalam pengelolaan perpustakaan, misalnya dengan memperhatikan lokasi perpustakaan, lokasi perpustakaan harus bisa diakses dengan cepat dan nyaman bagi warga sekolah, namun faktanya sebagian perpustakaan sekolah menempati tempat-tempat terpencil, misalnya di lorong-lorong sempit, dekat toilet, tempat gelap, kumuh dan lain-lain sehingga membuat malas warga sekolah untuk berkunjung. Selain itu tak jarang perpustakaan memiliki ruang yang sempit dan penuh dengan tumpukan buku yang berdebu, minim warna dan tata ruang yang kurang menarik, koleksi buku yang kurang up to date, kurang fasilitas, tidak ada internet, minim kegiatan literasi dan pelayanan yang kurang ramah. Perpustakaan yang baik memberikan layanan prima bagi pengunjungnya dalam hal ini adalah warga sekolah, namun menjadi baik saja tidak cukup, perpustakaan juga harus menjadi hebat yakni menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk membangun komunitas belajar, dengan cara inilah perpustakaan akan hidup. Perpustakaan yang mampu membangun komunitasnya akan memberikan energi positif bagi siswa untuk berkreasi, berimajinasi dan aktif berkontribusi dalam gerakan literasi sekolah. Memang seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi, keberadaan perpustakaan semakin dipertanyakan, siswa jaman sekarang lebih suka yang praktis, mereka bisa mengakses informasi dan membaca buku melalui gawai tinggal pencet maka semua yang ingin dicari bisa didapat lewat internet. Itu sebabnya perpustakaan juga harus dikelola dengan memanfaatkan tekhnologi digital, dengan cara seperti ini diharapkan siswa akan banyak meluangkan waktunya berada di perpustakaan, membaca buku-buku, dan tenggelam dalam lautan kata sehingga mereka tersesat dengan jutaan informasi yang membangun dan menelurkan berbagai ide yang bisa menjadi senjata bagi sekolah untuk maju. Program-program kegiatan literasi yang digagas oleh pengelola perpustakaan diharapkan mampu memantik minat baca siswa, kegiatan tersebut bisa melalui berbagai macam cara, misalnya mengadakan lomba mengarang, menulis puisi, , menulis cerpen, bercerita, pidato, lomba mading, membuat resume buku , gerakan silent reading, gerakan ayo ke perpustakaan, mendatangkan perpustakaan keliling, gerakan one week one book, dan lain-lain. Dengan program-program seperti ini diharapkan siswa lebih tertarik berkunjung ke perpustakaan. Bagaimana dengan sekolah anda, siapkah warga sekolah tersesat dalam perpustakaan? "Kamu bisa tersesat di perpustakaan mana pun, berapa pun ukurannya. Tetapi, makin kamu tersesat, makin banyak hal yang akan kamu temukan." - Millie Florence. Mari kita tersesat bersama-sama diperpustakaan sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

23 Nov
Balas

terima kasih , ibu...

23 Nov
Balas



search

New Post