Recehan

Oleh Elvia Luthfiasari

Pagi ini kotak uang recehan saya tumpah di meja makan. Berantakan bahkan beberapa koin logaman menggelinding. Dengan segera saya pungut dan kumpulkan di sebuah toples. Jadi penasaran ingin menghitung jumlah uangnya ada berapa.

Satu demi satu koin saya pisahkan antara uang yang seratus rtupiah, dua ratus, lima ratus dan uang logam seribuan. Ternyata setelah dihitung semua jumlahnya ada dua ratus ribu lima puluh empat ratus rupiah. Wuiih banyak, diluar dugaan. Bisa membeli minyak goreng 8 liter nih. Ternyata, kalau kita rajin menabung kita akan mendapatkan hasilnya.

Selama ini kita selalu mengganggap uang recehan tidak penting. Bahkan menyimpan uang logam recehan pun dianggap tidak penting. Padahal uang satu juta kurang lima ratus rupiah tetap bukan satu juta.

Kebiasaan saya menaruh uang recehan dirumah, diikuti oleh anggota keluarga. Bahkan uang recehan saya bisa mencapai dua toples. Saya kadang juga bingung koq tidak habis ya. Tapi uang recehan itu ternyata bermanfaat.

Sama dengan pikiran receh. Kadang kita selalu mengganggap pikiran receh kita tidak penting. Padahal ide brilliant dan ide cemerlang seringkali muncul dari pikiran receh.

Begitupun dengan pertanyaan receh. Kadang pertanyaan kita ada juga yang menganggapnya receh. Padahal pertanyaan receh yang sebenarnya timbul dari kegelisahan. Pertanyaan yang bermakna dalam tapi dianggap receh oleh orang yang berpikiran receh.

Receh itu penting. Maka janganlah berpikir recehan terhadap hal yang tampak receh, tapi sebenarnya tidak receh.

Bumiku, 29/3/2022