Angin Puting Beliung (693)
Angin Puting Beliung
Matahari bersinar garang, suasana di pengungsian menjadi gerah. Bayi-bayi menangis tidak tahan panas sinarnya.
Rizqullah Ramadhan merengek minta di belikan ice cream. Mama menahan keinginan Rizqi untuk membeli ice cream karena di sana banyak anak-anak. Jika Rizqi membeli ice cream sudah pasti anak-anak yang lain akan ikut minta di belikan ice cream.
Sementara kondisi para pengungsi saat itu banyak yang tidak memiliki uang. Mama pun saat itu memegang uang hanya sepuluh ribu rupiah. Tidak cukup untuk membelikan anak-anak yang lain ice cream.
Beruntung Rizqi mau mengganti keinginannya untuk makan ice cream dengan di buatkan mie goreng sumbangan dari masyarakat yang peduli kepada korban gempa bumi.
Khairaniputri sibuk membolak-balik buku bacaan bergambar yang dia dapat dari posko penanganan bencana di tempat pengungsiannya.
“Mama, ambo lapar tapi tidak mau makan mie instan. Bosan Ma setiap hari mie instan terus.”
“Sabar nak, semoga hari ini kita dapat jatah nasi dari posko bencana. Oh iya tadi Ummi di kasih roti sama Bundanya Intan, Rani mau tidak?.”
“Yoo Ma, ambo mau roti.” Rani sangat bahagia akan makan roti, karena selama di penginapan belum pernah makan roti.
Baru saja Mama beranjak untuk mengambil roti, terdengar suara kepanikan dari teriakan para pengungsi.
“Tolooong..toloooong..tolooong.”
“Angin puting beliung..angin puting beliung.”
“Allahuakbar.. Allahuakbar.. Allahuakbar.
Suasana sangat mencekam. Udara yang tadinya sangat panas seketika berubah menjadi mendung dan angin kencang yang membentuk pusaran memutar di lokasi pengungsian berlangsung sekitar lima menit namun mampu menerbangkan sebagian tenda-tenda para pengungsi. Suara isak tangis pilu menyayat hati. Teriakan histeris mengundang simpati.
Setelah angin yang berbentuk pusaran berhenti di sambut dengan gulungan awan yang semakin tebal dan suasana menjadi gelap. Suara Guntur menggelegar, kilatan petir menyambar. Hujan deras mengguyur disertai angin kencang. Tenda-tenda pengungsi porak poranda. Belum selesai rasa trauma karena gempa bumi sudah muncul bencana baru.
Khairaniputri dan Rizqi memeluk erat tubuh Mama. Mereka ketakutan, Mama membimbing putra putrinya untuk terus beristighfar dan mengagungkan nama Allah SWT.
Suara petir makin menyambar. Tangisan Rizqi akhirnya pecah. Ia menangis ketakutan, dia semakin erat memeluk Mama
. “Mama, ambo takuuut.” Ucap Rani dengan suara gemetar. “Sabar nak, sebentar lagi petir dan hujannya akan berhenti, ayo kita baca sama-sama do’a ketika hujan turun.”
“Allahumma shoyyiban naafi’an.”
“Artinya : Ya Allah, turunkan lah pada kami hujan yang bermanfaat.”
Hujan deras berhenti tepat saat dikumandangkannya azan ashar. Mama mengajak Rani dan Rizqi untuk menunaikan salat ashar.
Selesai salat ashar Rani membantu Mama membersihkan daun-daun yang berserakan akibat hujan. Sambil memunguti daun Rani bertanya kepada Mama.
Mamai.. ambo baru kali ini melihat angin yang berputar seperti tadi itu. Angin apa itu Ma?.”
Mama menghentikan sejenak kegiatan menyapunya untuk menjawab pertanyaan Rani.
“Yang tadi itu namanya angin puting beliung nak.”
“Angin puting beliung? baru dengar nama angin itu Ma. Apa maksudnya angin puting beliung itu Ma..?.”
Mama tersenyum melihat ekspresi wajah Rani yang menunggu jawaban Mama.
“Angin puting beliung adalah angin yang berputar-putar atau berbentuk pusaran dengan kecepatan lebih dari 63 km per jam. Angin ini bergerak secara lurus dan biasanya terjadi maksimal sekitar 5 menit. Angin puting beliung sering terjadi ketika siang hari dan sore hari di musim pancaroba. Angin puting beliung dianggap sebagai salah satu jenis angin yang berbahaya karena dapat menghancurkan apa saja yang dilewatinya.”
“Apa maksudnya pancaroba itu Mama?.”
“Pancaroba itu artinya pergantian antara dua musim, seperti musim kemarau menuju musim penghujan atau musim penghujan menuju musim kemarau.”
“Ohh.. seperti itu, terima kasih Maa.. Oh iya.. rotinya masih adakah Mama?.”
“Maaf sayang rotinya basah karena jatuh di genangan air hujan.”
Disadur dari Ibu Baig Sumiati, S. HI
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Uni.. Rancak bana.. Sukses selalu
Mantap
Cernak yang penuh inspirasi, nasehat, dan pengetahuan, serta pembentukan karakter. Luar biasa BUnda
Alhamdulillah
Luar biasa Bu Elvina, salut dengan idenya yang lancar banget. Sukses ya Bu
Cernaknya keren, ceritanya saya suka. Sukses selalu untuk Ibu
Salut buat ibu Elvina akan kelancaran ide menulisnya. Semoga sehat dan sukses selalu
Ceritanya keren Bunda cantik Semoga sukses dan sehat selalu aamiin
Selalu asyik dan keren Buk Pipin. Sukses Buk
Keren banget cernsknya bunda, alur cerita membuat pembaca ikut dalam suasana bencana sukses trus bunda
Keren cernaknya bucan, salam sukses
Sudah bisa menjadi satu buku cerita anaknya Ibu Elvi?? Lanjuutt...
Suka kisahnya,Bu. Saya ikut belajar. Salam sukses selalu.
Mantap Bu Elvina bercerita dengan tema alam.
Cakep selalu ceritanya Bunda, menambah pengetahuan tentang alam, salam sukses selalu
Cernaknya bagus. Sukses selalu buat Bunda.
Keren sekali tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu bu sayang
Mantul bun cernak yg bermanfaat
Keren bunda, cernak puting beliungnya, salam swhat selalu
cernak yang cangat mencerahkan untuk usia anak untuk di kesumsi belajar. informatif sekali ustazah Elvina sehat selalu.
Hebat ceritanya. Barokallah Bu Elvina
Cerita anak yang keren. Kok sama ya sama dengan cerita saya
Ini tulisan karya saya. Ibu hanya mengganti nama tokohnya saja. Tulisan ini, sudah saya terbitkan dan sudah Ber ISBN. Saya memiliki bukti keaslian karya saya. Tulisan saya tentang benca ini saya mulai post di Gurusiana, mulai bulan Juni-Juli. Ada 10 judul tulisan saya yang ibu plagiat
Mohon maaf Bucantik. tidak akan di isbnkan. Semoga sehat dan sukses selalu
Wlaaupun tidak di isbn kan tp tetap tak elok kl diplagiasi.. Jangan nakal bu
Bu Elvina memang hebat,idenya ngalir bak air banjir..
Keren