Khilaf

Berawal dari berita bencana yang melanda negeri. Saya teringat akan kisah menawan yang berisi tentang kejadian alam. Kisah itu ada terdapat pelajaran ilmu pengetahuan alam.

Kisah itu akan menambah ilmu bagi pembacanya. Kisah itu ditulis Ibu Baiq Sumiati, S.HI. Menurut pikiran saya ketika kejadian bencana ini alangkah baiknya diulang. Saya mencoba memodifikasi dalam ranah daerah sendiri. Sepertinya cocok dengan daerah kami.

Karena kisah ini adalah kisah orang yang dimodifikasi, saya tidak menuliskan nama penulis pada tulisan itu. Tulisan itu tidak ada berniat untuk diISBNkan. Untuk itu saya mohon maaf kepada Ibu secara terbuka. Kemarin saya sudah mengedit tulisan itu dengan mencantumkan nama sadurannya. Entah kenapa saya belum termotivasi untuk menjadikan tulisan menjadi buku solo. Bagi saya bisa mencapai 365 sudah bersyukur. Karena kesibukan di sekolah, ibu rumah tangga dan kegiatan lainnya.

Saya berusaha ada mengirimkan tulisan. Sifat jeleknya kalau sudah berhenti mengirim itu bakalan susah untuk memulai lagi. Karena pertama menulis di KMO telegram satu kali sebulan, ketika berhenti pada tulisan yang ke sepuluh, saya tidak pernah ikut lagi sampai hari ini. Mohon maaf Pak CEO dan elit 365 atas kecerobahan yang membuat 365 berguncang. Sampai hari ini saya belum menerima 3 piagam lagi. Piagam emas yang baru dipangkuan. Saya waktu itu hanya mengirimkan 45000 untuk tiga piagam. Saya berpikir mungkin karena kesibukan MGI sehingga masih setia menunggu.

Saya mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang telah menghubungi. Saya tidak pecandu android. Kadang lama terbaca dan tidak terangkat. Untuk itu mohon dimaafkan.