Tugas utama guru adalah mendidik. Di samping juga mengajar. Mendidik lebih sekadar mentrasfer ilmu pengetahuan. Namun jauh lebih bersifat memperbaiki akhlak agar siswa menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti diamanatkan dalam tujuan pendidikan pada hakikatnya ialah memanusiakan manusia.

Sementara dalam praktiknya guru dihadapkan pada target untuk mencapai KKM. Lebih gila lagi berjuang mati-matian sebelum ujian nasional. Mulai pembuatan soal terbaru sesuai SKL, tambahan pelajaran pada jam ke nol. Belum lagi dituntut menyetorkan soal tryout. Sehingga konsentrasi guru bergeser dari mendidik ke mengajar. Perilaku siswa pun kurang diperhatikan.

Lebih memprihatinkan lagi siswalah yang menjadi korbannya. Pendidikan semakin terasa hanya mengkerdilkan anak bangsa dengan menjejali mereka berbagai disiplin ilmu. Padahal pendidikan bukan sedakar menghafal rumus-rumus. Namun melatih mereka untuk peka pada lingkungan dan menyelesaikan masalah dalam hidupnya.

Lagi-lagi yang dikambinghitamkan adalah pendidikan karakter.

Masih melekat erat di ingatan kita. Tanpa gembar-gembor pendidikan karakter pun moral anak-anak kita waktu itu tidak memprihatinkan seperti saat ini.

Lalu akan dibawa ke mana mereka? Di sinilah eksistensi guru perlu dipertanyakan