Ely farida

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Masa SMP yang Kelam

Memoar ke 3.

**Masa SMP yang Kelam**

Oleh, Ummi Ida

🌻

Tidak selamanya pelangi itu indah, kini pelangi tertutup awan hitam yang kelam. Hingga lengkungan warna hilang. Perlahan awan hitam bergerak, tipis-tipis warna pelangi kelihatan indah kembali..

Masuk SMP penuh perjuangan, karena harus mengganti kenal lahir (akta lahir) agar umur dituakan setahun. Usaha orang tua yang lebih mengganti akte lahir hingga persaratan masuk SMP pun terpenuhi. Selangkah lagi harus testing. Bisa dilalui bisa menang masuk SMPN 2 Rantau Prapat. Mereka bilang SMPN 2 itu paporit. Padahal jauhhhh..sekali sekolahnya dari rumah. Naik sepeda lebih satu jam sekali pergi. Yach....faktor orang tua yang ingin anaknya sukses dengan hebat, akhirnya anak yang menderita. Pergi sekolah pukul 06.00 wib, masih gelap.

Kala SMP otakku mulai heng, mungkin belom usia harus smp, jadi harus dijalani sudah terlanjur. Seringnya pingsan bila senam atau pun upacara. Bagaimana tidak pingsan pergi sekolah terlalu pagi tidak selera serapan pagi. Sangat kelelahan sangkin jauh sekolahnya. Mau naik angkot sepertinya dulu tidak ada angkot. Yang pasti naik sepeda. Bila kalau dibayangkan sekarang bedanya anak sekarang itu belom sehebat anak zamam aku dulu.

Lemahnya fisik pengaruh dengan kecerdasan. SMP kelas satu sungguh jeblok nilai rapot semester satu warna merah menghiasi nilai dalam rapot. Sampai rumah sudah nangis deluan karena nilainya pasti orang tua marah.

Benar...aku dipukuli sama sapu, sampai sapunya patah, dicubit ibu sambil meluapkan amarahnya. "Malu aku punya anak bodoh!!!" teriakannya sampai tetangga berdatangan. Rapotku dikoyak-koyak ibu. Ayah membelaku, " anak ini capek kuperhatikan, sekolahnya sangat jauh, belum lagi ngurus kerjaan rumah membantu Ibu" Komen ayah sembari memelukku "Udah...udah...udah..rajin belajar ya Nak?" Sedikitpun aku tidak menjawab, hanya nenangis saja.

Syukur di semester 2, lumayan tidak ada warna merah dirapot. Kelas 2 smp ayah pindah tugas, ke lain kota. Tempat yang baru ada bus sekolahnya. Tepi berangkat sekolah jam 05.00 karena sekolahnya melalui sekian kecamatan dan kota. Kelas dua perestasi biasa-biasa saja, cuma ada kisah yang sangat mengerikan. Sekolah yang baru kebanyakan muridnya non muslim. Sangkin tidak tahunya aku mengenai agama yang berkembang. Mereka memasukkan aku kedalam kelompok agama mereka. Dikirimin buku-,buku tentang agama mereka. Ketahuan Ibuku kembali aku dipukuli lagi, disidang kok "sampai sejauh ini kau berbuat yang aneh-aneh" marah Ibuku padaku.

Kemudian... Ayah minta pindah tugas ke kota asal, diceritakan Ayah kalau aku sudah banyak buat kesalahan dalam agama. Ayah takut aku terpengaruh karena teman.

Kamipun pindah,, masuk lagi ke Sekolah yang awal semula. Sudah mulai faham, perestasiku agak mendingan selama di kelas 3 smp bila upacara tetep aku nemimpin lagu wajib dan lagu nasional, menjadi dirjen.

Kenangan yang tak terlupakan, saat pelajaran bahasa inggris, dilempar pak guru dengan penghapus. Bendol (bengkak) tu keningku. Gegara sewaktu Pak guru bertanya

"mobil bahasa inggrisnya!!"

"Cat Pak?"

"Apa kau bilang kucing!!"

"Borjong kau"

semua kawan ikut terdiam karena Pak guru marahnya luar biasa. Sampai rumah, ayah tanya.. "Kenapa kening ida itu" dilempar guru yah?" Masalahnya...!! "Ida salah jawab pertanyaannya" Harusnya ida jawab "Car ida bilang Cat". "Makanya yang pintar, udah sini biar Ayah obati".

Rupanya tanpa setahuku, Ayah kesekolah, menanyakan kepastian tentang guru yang melempar penghapus ke keningku.

Akhirnya...

Pak guru datang bawa oleh-oleh ubi kayu daun ubinya. Kata Pak guru silap, mungkin tensinya lagi naik.

"Saya minta maaf".

"Yaudah Pak saya maafkan,

mungkin Ida juga banyak main-main bila guru menerangkan" Pak guru dan Ayah jadi bersahabat baik. Bila panen ubi, jagung kami diantarin.

"Jadi saudara dong?"

Ayahku hanya bisa ngasih baju dinas loreng yang sudah gak dipakai. Kata Ayah " buat basahan keladang".

Persahabatan jadi persaudaraan. Bila masalah dibawa musyawarah. Indahnya hidup ini bila saling memaafkan.

🌻🌻

#tagurgurusiana

Tebing Tinggi

Ahad, 20 November'22

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

20 Nov
Balas

Makasih Pak Dede, Salam literasi sehst selalu tetep bahagia

21 Nov

Wah, perjuangan yang luar biasa. Salut, Bunda

21 Nov
Balas

Makasih Bunda Erna, udah hadirSalam literasi..

21 Nov

Keren dan menarik kisahnya bunda

21 Nov
Balas

Makasih Bunda Sofi?Calon buku memoar itu BundaSalam literasi

21 Nov



search

New Post