JEJAK RAHASIA
JEJAK RAHASIA
#TantanganGurusiana
Hari ke-90
Episode: Proyek Pertama Sania
Jam masih berada di angka sembilan, masih cukup pagi, tapi matahari seolah tidak bersahabat. Panasnya terasa menyengat kulit tubuh Sania yang baru menjejakkan kakinya di aspal terminal Rawamangun...
“ Sania... apa khabar say... duh kangennya aku...” Wulan berseru kencang, setelah melihat Sania turun dari biskota.
“ Aku juga... “ Teriak Sania sambil memeluk tubuh sahabatnya.
Mereka berdua tidak perduli, walau menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di sekelilingnya. Tawa mereka berderai bersama... larut dalam cerita masa lalu.
“ Lan... mereka berdua jadi datang ke sini kan? “ Sania menanyakan kehadiran Pandu dan Dani yang juga berjanji akan ikut kumpul hari ini.
“ Jadi... aku sudah menghubunginya, tadi pagi Pandu sudah sampai di Jakarta. Kalau Dani sih mau langsung berangkat dari Bandung, paling jam sepuluhan sudah sampai.” Sahut Wulan, dia memang yang paling rajin menghubungi para sahabatnya.
“ Terus apa khabar pekerjaanmu, semakin sibuk saja kamu... sampai mau ketemu aku saja susah.” Lanjut Wulan, yang agak kesal karena Sania sibuk dengan pekerjaannya.
“ Aduh Lan... aku lagi stres nih... Bos minta photo copy ijazahku, kalau tidak bisa diberikan ke perusahaan bulan ini juga... aku bisa terancam dipecat nih.”
“ Tapi kalau menurutku sih, memang wajar sih... perusahaan besar seperti itu, koq bisa menerima kamu bekerja di sana tanpa ijazah, itu sangat luar biasa. Jarang lho orang mendapatkan kesempatan seperti itu...”
“ Iya juga sih... mudah-mudahan saja aku bisa menyelesaikannya secepatnya.” Sahut Sania.
Ketika mereka asik berbincang, sambil minum es juice di rumah makan tempat mereka janji untuk kumpul, Pandu datang dengan Dani. Pandu sangat ganteng dengan kemeja putih bermotif burung merak dipadu celana jeans warna biru, sangat cocok dengan tubuh tingginya. Sedangkan Dani badannya agak gemuk sekarang, tapi... tetap ganteng dengan kaos merah maroon dan celana chino coklat muda. Mereka berdua memang telah tumbuh menjadi pria idaman para wanita.
“ Wuih... ganteng juga ya... sahabat kita ini, kalau melihat begini, jangan-jangan aku jatuh cinta nih...” Ledek Wulan saat melihat mereka berdua berjalan ke arahnya.
“ Hemmm... kemana saja sih kalian ini, bukannya dari dulu, kami ini pria idaman para wanita.” Sahut Pandu.
“ Betul tuh... yang ngantri banyak Non...” Dani ikut menimpali omongan Wulan
“ Ih kalian berdua ini, bener-bener tak tahu malu...kelewat PD. ” Timpal Sania disambut derai tawa mereka berdua.
Seharian ini tidak ada rasa jemu sama sekali, mereka berempat menghabiskan waktu bersama. Dengan kendaraan yang dibawa Pandu mereka keliling kota Jakarta, menyambangi tempat-tempat tongkrongan mereka. Bahkan mereka sempat mampir, memandangi SMA tempat dulu mereka menimba ilmu. Hari ini adalah hari Minggu, sekolah terlihat sepi...yang terlihat hanya beberapa anak yang sedang latihan melempar bola basket dengan kedua tangan di atas kepala (over head pass). Sania yang pernah menjadi team basket di sekolahnya dulu, juga sering melakukan hal sama... melakukan latihan walau tidak ada pelatihnya. Mereka berempat bubar setelah hari mulai gelap...
******
Sania merasa terpacu dengan cara kerja pinpinannya yang baru dia kenal. Dengan semangat dia ikuti derap langkah Wanita hebat itu. Tanpa lelah Sania selalu mengiyakan, apabila diajak lembur oleh Pak Ridwan.
“ Sania... Pak Ridwan minta kamu ke ruangannya tuh... pasti mau diajak kerja lembur lagi... kalau aku sih ogah, bisa tua di kantor kalau begitu, kapan pacarannya...” Lena memberitahu Sania agar segera menghadap Pak Ridwan.
Sania hanya tersenyum mendengar ocehan temannya ini. Sania tidak memiliki kekasih, jadi tidak ada masalah baginya untuk menghabiskan waktunya di kantor. Segera Sania bangun dari duduk nyamannya, bergegas menuju ke ruangan Pak Ridwan.
“ Selamat Siang Pak... Bapak manggil saya? “
“ Selamat Siang Sania... ayo silakan duduk, proposal yang kita ajukan ke direksi ternyata disetujui, saya akan memasukkan kamu ke dalam Tim untuk menangani tender ini.” Jelas Pak Ridwan, setelah melihat Sania sudah berada di hadapannya.
“ Saya Pak? Ikut Tim dalam tender untuk proyek besar itu Pak? Betulkah? “ Sania terkejut mendengar dirinya dimasukkan ke dalam Tim, ini adalah prestasi besar bagi karyawan seperti dirinya yang belum banyak dalam pengalaman. Pak Ridwan memasukkan Sania ke dalam Tim ini, karena dia percaya, kalau Sania adalah tipe pekerja keras dan cerdas. Banyak ide-ide cemerlang Sania yang dia pakai dan ternyata disukai oleh Bu Dewi.
“ Iya, mari kita kerjakan proyek besar ini dengan maksimal... selamat bergabung Sania.” Kata Pak Ridwan, berdiri dan menyalami Sania dengan senyuman menyejukkan. Sania keluar dari ruangan dengan wajah sumringah, teman-teman kantornya terheran-heran melihat semua itu...
“ San... ada berita apa? Koq wajahmu terlihat bahagia seperti itu...” Ayu langsung menanyakan kepenasarannya, setelah Sania duduk di kursinya, masih dalam senyuman bahagia.
“ Ayu... aku dimasukkan ke dalam Timnya Pak Ridawan untuk memenangkan tender proyek besar...”
“ Betulkah? Hebat kamu... aku saja yang sudah lama di sini belum pernah tuh masuk dalam Tim proyek besar.“ Ayu terkagum-kagum mendengar keberhasilan Sania masuk ke dalam Tim sebuah proyek besar. Berita itu langsung menyebar ke seluruh ruangan... Ada yang turut bahagia mendengar kebahagian itu, tapi ada juga yang merasa iri dengan pencapaian prestasi yang diraih Sania. Tapi semua itu tidak dihiraukan oleh Sania, dia hanya ingin melakukan seseuatu yang terbaik bagi perusahaannya, seperti dulu saat dia sedang menimba ilmu, melakukan sesuatu tanpa pamrih, kalau dia mendapatkan penghargaan atas semua yang dilakukannya, Sania selalu menganggap itu hanya sekedar sebuah bonus untuknya... tidak lebih... dan semua itu tidak akan mengubah perilakunya menjadi sombong atau angkuh...
******
Hari ini hari besar bagi Sania. Pagi-pagi sekali sebelum yang lain datang Sania sudah duduk di kursinya. Sania membaca kembali proposal yang akan diajukan, agar pada saat presentasi semuanya bisa berjalan lancar. Semalam dia sudah berulang kali mempelajarinya, tapi tetap saja ada rasa khawatir... ini adalah proyek pertamanya. Sania sangat berharap besar akan berhasil mendapatkannya. Dia ingin membuktikan kepada Bu Dewi, kalau dia memang pantas untuk berada di perusahaan ini. Pagi itu masih sepi, yang terlihat baru beberapa orang office boy dan cleaning servis...
“ Selamat pagi Kak Sania...” Sapa Darto sambil menyodorkan segelas minuman.
Darto sangat menyukai Sania yang ramah dan tidak sombong, tanpa dimintapun dia akan dengan rela hati menyediakan minuman untuk Sania. Sebetulnya tidak hanya Darto, teman-temannya yang lainnyapun sama, Sania memang tidak pernah membeda-bedakan, mereka semua dianggap teman.
“ Pagi juga Darto... wah kamu tahu saja kalau aku haus, terima kasih To...” Sahut Sania.
“ Eh To... doain aku ya... mudah-mudahan proyek besar ini bisa aku dapatkan. “ Kata Sania lagi.
“ Siap Kak... Darto mau minta teman-teman juga untuk mendo’akan Kak Sania, semoga sukses...” Darto sangat senang mendengar Sania minta do’a darinya... dari orang yang menurutnya tidak pernah dipandang sebelah mata oleh karyawan yang lain.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah proyek besar, kenapa Sania ?
Proyek yg bs mrmbuktikan keberadaan Sania
Mantap!
Htr nuhun th hj
Tambah keren ceritanya Bu..
Makasih neng
Keren bu
Terima kasih sdh hadir di sini, barakallah
Semoga proyek besar ini sukses bu
Semoga
Semoga sukses proyek besarnya ya Sania, ditunggu lanjutannya bu barokallah
Aamiin...Makasih suportnya...
Oh, tambah keren
Terima kasih...srmoga sehat sll
great buk
Terima kasih